Solopos.com, DEMAK — Berkunjung ke Masjid Agung Demak tidak ada salahnya menyempatkan diri berziarah ke makam yang di sekitar kompleks tersebut. Berikut daftar raja dan tokoh Kesultanan Demak yang makamnya ada di kompleks Masjid Agung Demak.
Dikutip dari pariwisata.demakkab.go.id, Masjid Agung Demak merupakan salah satu masjid tertua di Indonesia. Masjid ini dibangun oleh Raden Patah, yang merupakan raja pertama Kerajaan Demak, dengan dibantu para Walisongo, tokoh penyebar agama Islam di Pulau Jawa, pada abad ke-15.
Promosi Semarak Bulan Pelanggan Candi Elektronik
Masjid Agung Demak terletak di dekat Alun-alun Demak dan pusat keramaian Demak. Tempat ini pun menjadi salah satu destinasi wisata di Kabupaten Demak dan selalu dikunjungi wisatawan yang singgah di daerah tersebut.
Saat berkunjung ke Masjid Agung Demak, wisatawan juga akan disuguhi kompleks makam yang ada di sebelah bangunan tersebut. Lantas, makam siapa sajakah yang ada di kompleks masjid yang didirikan pada tahun 1479 itu.
Dilansir dari kanal Youtube NU Online, berikut daftar tokoh yang dimakamkan di makam Masjid Agung Demak :
1. Pangeran Benowo
Pangeran Berowo merupakan putra Sultan Hadiwijaya (Jaka Tingkir). Karena beliau melepaskan haknya sebagai raja (pewaris tahta), maka sebagai penghormatannya makam beliau dibuat panjang. Pangeran Benowo memilih untuk mengaji agama dan menjadi begawan. Dilansir dari Pemalangkab.go.id, Pangeran Benowo merupakan Putra Mahkota dari Kerajaan Pajang dan tokoh sentral yang telah mendedikasikan hidupnya untuk membangun Kabupaten Pemalang.
2. Sultan Fatah
Sultan Fatah merupakan Sultan Demak pertama, sekaligus putra dan Prabu Kertabumi atau Brawijaya k-5 Majapahit. Dilansir dari pariwisata.demakkab.go.id, Makam Raden Patah berada di belakang Masjid Agung Demak. Kompleks pemakaman ini juga sering disebut masyarakat sebagai Pemakaman Kesultanan Bintoro Demak atau Kesultanan Demak.
3. Raden Pati Unus
Beliau bergelar Pangeran Sabrang Lor karena pernah memimpm ekspedisi tentara Demak untuk menyerang Portugis di Malaka. Hal tersebut berarti menyebrang (Sabrang) ke Utara (Lor), itulah alasan julukannya. Saat itu beliau membawa 10.000 lebih pasukan angkatan laut. Pati Unus ini martir, saat menyerang Portugis di Malaka beliau gugur.
4. Pangeran Seda Lepen
Dinamakan Pangeran Seda Lepen karena beberapa hari sebelum dilantik, beliau terbunuh di tepi sungai. Pangeran Seda Lepen ini dulunya bernama Raden Kikin. Saat beliau wafat, beliau sudah memiliki putra yang masih berusia 4 tahun, bernama Arya Penangsang. Dilansir dari beberapa sumber, putra pertama Trenggana, Raden Mukmin dikisahkan membunuh Raden Kikin sepulang salat Jumat di tepi sebuah sungai di Lasem dengan menggunakan keris Kyai Setan Kober milik Sunan Kudus yang diambilnya secara diam – diam.
5. Sunan Ngudung
Sunan Ngudung merupakan ayah Sunan Kudus. Beliau dimakamkan disini karena dulunya merupakan panglima kerajaan Demak saat menyerang Majapahit dan kemudian belau gugur. Di Trowuan juga ada petilasannya.
6. Prabu Darma Kusuma
Makam Prabu Darma Kusuma dibuat panjang karena beliau merupakan raja besar. Dikatakan beliau adalah Prabu Kertabumi yang dalam sejarah dikatakan moksa, tetapi ada yang mengatakan beliau masuk Islam dan kemudian namanya diganti menjadi Prabu Darmo kusuma.
7. Sultan Trenggono
Makam Sultan Trenggono ini diberi cungkup. Sultan Trenggono gugur saat menyerang Pasuruan. Sultan Trenggono tercatat sebagai salah satu raja Demak terbesar. Hal tersebut karena saat kepemimpinannya kerajaan Jawa banyak yang takluk ke Kesultanan Demak.