Jateng
Sabtu, 23 Maret 2024 - 18:13 WIB

Dampak Cuaca Ekstrem, 45 Rumah di Semarang Rusak

Newswire  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi rumah rusak karena angin kencang (Dok/JIBI)

Solopos.com, SEMARANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang menyebutkan setidaknya 45 rumah rusak akibat bencana alam yang terjadi akibat cuaca ekstrem, sepekan laalu.

Kepala BPBD Kota Semarang, Endro P. Martanto, mengatakan rumah yang rusak akibat banjir tercatat sebanyak tujuh unit. Sedangkan 38 rumah masuk kategori parah justru akibat tanah longsor dan tertimpa pohon tumbang akibat cuaca ekstrem.

Advertisement

“Kerusakan rumah itu sedang kami hitung nilai kerusakannya, setelah itu kami ajukan usulan BTT (belanja tak terduga),” kata Endro, Sabtu (23/3/2024).

Ia menjelaskan bahwa pendataan kerusakan rumah dan infrastruktur akibat banjir memasuki tahap penghitungan. Setelah terhitung kerugian material secara total, kata dia, bantuan alokasi dari dana BTT akan digelontorkan.

Advertisement

Ia menjelaskan bahwa pendataan kerusakan rumah dan infrastruktur akibat banjir memasuki tahap penghitungan. Setelah terhitung kerugian material secara total, kata dia, bantuan alokasi dari dana BTT akan digelontorkan.

Dalam masa transisi pascabanjir, kata dia, proses pendataan kerugian akibat kerusakan yang disebabkan bencana dilakukan bersama jajaran instansi teknis terkait.

“Tugas BPBD Kota Semarang melakukan asesmen atau pendataan rumah yang rusak terdampak banjir, pendataan kerusakan infrastruktur, baik jalan maupun jembatan,” kata Endro.

Advertisement

Misalnya kerusakan Jalan Raya Kaligawe merupakan kewenangan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jateng-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dan Jalan Woltermonginsidi di bawah kewenangan provinsi.

Menurut dia, masing-masing OPD teknis tersebut telah menghitung titik-titik kerusakan infrastruktur akibat bencana banjir beberapa waktu lalu, khususnya di Kota Semarang.

“Jalan rusak relatif cukup merata karena hujan lalu menimbulkan genangan dampaknya aspal mengelupas. Misalnya jalan milik kota dan perkampungan akan menjadi kewenangan OPD sesuai dengan bidangnya,” ujarnya.

Advertisement

Sebelumnya, Wali Kota Semarang Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengingatkan bahwa penanganan bencana harus dilakukan secara kolaboratif. “Ini sangat berarti sekali bagi kami, bagi masyarakat Kota Semarang karena tidak mungkin kami Pemerintah Kota Semarang sendiri yang memberikan bantuan,” kata Ita, sapaan akrabnya.

Ia mengatakan bahwa kolaboratif lintas instansi tersebut tak hanya dalam distribusi logistik bantuan saja, tetapi dalam banyak kegiatan dan diharapkan mempercepat proses penanganan hingga pascabencana. “Setelah banjir juga akan dilakukan pembersihan, rehabilitasi rumah, dan fasilitas umum. Penanganan ini akan dilakukan secara kolaboratif. Nanti akan bersama-sama untuk melakukan penanganan pascabanjir,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif