SOLOPOS.COM - Sejumlah Angkuta Sukoharjo mencari penumpang di Pasar Darurat Ir. Soekarno, Sukoharjo, Kamis (20/11/2014). (Iskandar/JIBI/Solopos)

Sejumlah Angkuta Sukoharjo mencari penumpang di Pasar Darurat Ir. Soekarno, Sukoharjo, Kamis (20/11/2014). (Iskandar/JIBI/Solopos)

Ilustrasi angkutan umum . (Iskandar/JIBI/Solopos)

Kanalsemarang.com, KUDUS – Tarif angkutan pedesaan atau angkudes di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, dinaikkan sebesar 10% dari tarif sebelumnya, kata Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kabupaten Kudus Kudus Didik Sugiharto.

Promosi Kisah Inspiratif Ibru, Desa BRILian Paling Inovatif dan Digitalisasi Terbaik

“Kesepakatan kenaikan tarif angkutan penumpang tersebut disepakati hari ini atau Senin melalui rapat koordinasi yang dihadiri berbagai pihak terkait untuk disesuaikan dengan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM),” ujarnya seperti dikutip Antara, Senin (1/12/2014).

Hadir pada pertemuan di kantor Dishubkominfo tersebut, yakni Bagian Perekonomian, Satpol PP Kudus, Polres Kudus, Organda, paguyuban angkutan, dan Kesbangpolinmas Kudus.

Ia mengatakan, kenaikan tarif angkutan maksimal sebesar 10 persen tersebut bertujuan agar ada kesamaan tarif di lapangan.

Besarnya tarif angkutan, kata dia, disesuaikan dengan jalur trayek karena masing-masing berbeda jarak tempuh sehingga tarif sebelumnya juga berbeda.

Ia mencontohkan, untuk jalur sub Terminal Jetak-Terminal Induk Jati awalnya Rp3.200, kini naik menjadi Rp3.500.

Terkait surat resmi dari Pemerintah Provinsi Jateng, katanya, hingga kini memang belum ada sehingga Kudus berinisiatif menyikapi kenaikan harga BBM dengan mengundang sejumlah pihak untuk membahas kenaikan tarif yang dinilai masih bisa dijangkau masyarakat.

Hanya saja, kata dia, kesepakatan tersebut memang belum bisa ditindaklanjuti dengan pembuatan surat keputusan bupati karena belum ada dasarnya.

Hal terpenting, lanjut dia, awak angkutan di Kudus ada kesepakatan bersama soal besarnya kenaikan tarif agar ada keseragaman.

“Hal terpenting jangan terlalu memberatkan penumpang,” ujarnya.

Apabila tarifnya tidak terjangkau masyarakat, kata dia, dikhawatirkan justru masyarakat yang memanfaatkan angkutan semakin berkurang dan beralih menggunakan kendaraan pribadi.

Apalagi, lanjut dia, selama ini penumpang angkudes merupakan pedagang, pelajar dan buruh pabrik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya