SOLOPOS.COM - Ilustrasi kedelai (Westchasesmiles.com)

Ilustrasi kedelai (Westchasesmiles.com)

Ilustrasi kedelai (Westchasesmiles.com)

Kanalsemarang.com, KUDUS-Harga kedelai impor di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, pascakenaikan harga bahan bakar minyak, bertahan cukup tinggi Rp8.000 per kilogram.

Promosi BRI Sambut Baik Keputusan OJK Hentikan Restrukturisasi Kredit Covid-19

“Sebelum ada kenaikan harga BBM harga jualnya justru sudah naik terlebih dahulu menjadi Rp8.000/kg dari sebelumnya Rp7.700/kg,” kata Ketua Primer Koperasi Tahu-Tempe Indonesia (Primkopti) Kabupaten Kudus Amar Maruf seperti dikutip Antara, Jumat (5/12/2014).

Meskipun biaya transportasi mengalami kenaikan pascakenaikan harga BBM bersubsidi, kata dia, harga kedelai tidak dinaikkan.

Hal itu, kata dia, memang berdampak pada margin keuntungan yang menjadi berkurang karena harganya stabil, sedangkan biaya transportasi mengalami kenaikan.

Alasan tidak menaikkan harga kedelai, kata dia, karena pertimbangan kenaikan biaya transportasi tidak terlalu signifikan.

“Kecuali jika biaya transportasinya mengalami kenaikan secara signifikan, terpaksa harga jualnya juga menyesuaikan,” ujarnya.

Lantaran harga kedelai cenderung stabil, kata dia, permintaan juga stabil.

Permintaan kedelai dalam sehari, kata dia, berkisar 15 ton hingga 20 ton dengan jumlah pengusaha tahu dan tempe di Kudus mencapai 300-an orang.

Stok kedelai lokal, katanya, pekan ini mulai berkurang karena sudah tidak ada daerah yang panen.

Stok yang tersedia saat ini, kata dia, hanya lima ton karena merupakan sisa persediaan sebelumnya.

Hal itu, katanya, berbeda dengan stok kedelai impor, yang pekan ini cukup melimpah atau mencapai 60 ton.

Harga kedelai lokal pekan ini Rp7.750/kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya