SOLOPOS.COM - ilustrasi laju inflasi (JIBI/Solopos/Dok.)

ilustrasi laju inflasi (JIBI/Solopos/Dok.)

Kanalsemarang.com, CILACAP- Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Cilacap, Jawa Tengah, terus berupaya mengendalikan harga kebutuhan pokok masyarakat guna menekan inflasi di kabupaten itu yang mencapai angka 1,52% pada bulan November 2014.

Promosi Oleh-oleh Keripik Tempe Rohani Malang Sukses Berkembang Berkat Pinjaman BRI

“Upayanya ya dengan mengendalikan barang-barang yang banyak beredar dan dikonsumsi oleh masyarakat banyak. Dengan demikian, inflasi pada bulan Desember tidak terlalu tinggi,” kata Ketua TPID Cilacap Sutarjo didampingi Kepala Bagian Humas Sekretariat Daerah Cilacap Taryo seperti dikutip Antara, Senin (8/12/2014).

Sutarjo mengatakan hal itu kepada wartawan usai Rapat Koordinasi TPID Kabupaten Cilacap di Ruang Rapat Sekretaris Daerah Cilacap.

Menurut dia, tingginya inflasi di Kabupaten Cilacap itu disebabkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang berimbas pada kenaikan harga kebutuhan pokok masyarakat khususnya kelompok “volatile food” seperti cabai, beras, bahan makanan, dan makanan jadi.

“Diharapkan upaya ini mampu mengendalikan laju inflasi di tengah suburnya iklim investasi di Cilacap. Apalagi saat ini, kami sedang giat-giatnya mendatangkan investor ke Cilacap,” kata dia yang juga Sekretaris Daerah Cilacap.

Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto Rahmat Hernowo mengatakan bahwa kenaikan harga BBM merupakan penyumbang inflasi tertinggi di Cilacap karena mencapai 0,51%, disusul beras yang sebesar 0,39% dan rokok filter 0,36%.

“Cilacap selalu mengalami surplus beras setiap tahun. Ironisnya beras menjadi salah satu penyumbang terbesar inflasi hingga mencapai 0,39 persen,” katanya.

Bahkan, kata dia, Cilacap yang memiliki sawah seluas 65.000 hektare merupakan lumbung padi di Jawa Tengah.

Oleh karena itu, lanjut dia, manajemen stok beras harus dibenahi agar tidak menjadi penyumbang inflasi.

“Tampaknya kita harus memikirkan bagaimana caranya menjaga distribusinya. Selama ini memang betul surplus, tapi pada saat panen saja dan saat paceklik, manajemen stok kita ini belum begitu baik, sehingga harga pasti akan ikut naik,” katanya.

Menurut dia, salah satu upaya yang dapat dilakukan agar harga beras tetap stabil adalah dengan adanya tunda jual beras.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya