SOLOPOS.COM - Jaringan Mahasiswa Pejuang Demo di Grahadi, Senin (17/11/2014). (JIBI/Solopos/Antara/M. Risyal Hidayat)

Massa aksi yang tergabung dalam Jaringan Mahasiswa Pejuang melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, Senin (17/11/2014). Mereka menggelar aksi menolak rencana menaikkan bahan bakar minyak (BBM), hapus UU No. 22/2001 tentang Migas, dan penghentian kerja sama dengan lembaga-lembaga imperialis seperti WTO, IMF, World Bank, serta ADB. (JIBI/Solopos/Antara/M. Risyal Hidayat)

Ilustrasi aksi demo (JIBI/Solopos/Antara/M. Risyal Hidayat)

Kanalsemarang.com, KUDUS—Gerakan rakyat dan mahasiswa (Geram) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Jumat, melakukan aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Promosi Tenang, Asisten Virtual BRI Sabrina Siap Temani Kamu Penuhi Kebutuhan Lebaran

Aksi unjuk rasa tersebut, diawali dengan orasi di Alun-alun Kudus sambil menyebarkan selebaran yang berisi penolakan kenaikan harga BBM bersubsidi jenis premium menjadi Rp8.500/liter dari Rp6.500/liter dan solar naik menjadi Rp7.500/liter dari Rp5.500/liter.

Selain itu, para pengunjuk rasa yang merupakan gabungan dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), BEM Psikologi Universitas Muria Kudus, BEM FKIP UMK, BEM FE UMK, Mahasiswa Hukum Pecinta Alam dan Partai Rakyat Demokratik (PRD) juga mengusung bendera organisasi serta poster bertuliskan “turunkan harga BBM, berantas mafia migas dan harga BBM naik harga bahan pokok juga naik”.

Usai berorasi selama 15 menit, selanjutnya pengunjuk rasa melakukan aksi jalan kaki menuju SPBU yang ada di Jalan A. Yani Kudus yang berjarak sekitar 2 kilometer.

Pengunjuk rasa hanya bisa berorasi di tepi jalan karena pintu masuk ke SPBU dijaga aparat kepolisian untuk mengantisipasi kemungkinan pengunjuk rasa memasuki areal SPBU.

Aparat kepolisian setempat juga menyiapkan mobil “water canon” guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

“Hingga kini pemerintahan yang baru belum memberikan penjelasan secara rinci soal pemanfaatan dana subsidi untuk pembangunan infrastruktur,” kata salah satu orator aksi, Malik Koirul Anam yang juga Ketua Umum Cabang PMII Kudus seperti dikutip Antara, Jumat (21/11/2014).

Bahkan, lanjut dia, alasan dan solusi dalam menaikkan harga BBM tidak ada perbedaan dengan era kepemimpinan sebelumnya.

Ia menuntut janji pemerintahan yang baru yang akan melaksanakan Trisakti.

“Jika cara kepemimpinan pemerintahan sekarang masih sama dan tunduk pada pasar atau neoliberalisme, maka slogan Trisakti yang digembar-gemborkan selama kampanye hanya kebohongan belaka,” ujarnya.

Ia mengingatkan, bahwa terpilihnya Joko Widodo sebagai Presiden RI tak lepas dari dukungan rakyat kecil.

Dengan aksinya ini, kata dia, mahasiswa bersama elemen masyarakat juga mencoba mengingatkan dan mengawal pemerintahan ini agar bisa berpihak kembali terhadap rakyat kecil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya