SOLOPOS.COM - Wisatawan asing asal Belanda saat belajar membatik di UKSW Salatiga. (Solopos.com/Humas UKSW Salatiga)

Solopos.com, SALATIGA — Lima wisatawan asing asal Belanda menyambangi Program Studi Destinasi Pariwisata (Despar) Fakultas Interdisiplin (FID) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) di Gedung G FID UKSW, Rabu (18/1/2022). Di kesempatan tersebut, mereka bertukar budaya dengan mahasiswa Despar.

Wakil Dekan FID, Aldi Herindra Lasso, mengucapkan selamat datang kepada para wisatawan asing. Di UKSW, kelima wisatawan asing itu akan bertemu dengan mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Papua, Borneo, Nusa Tenggara, Sumatera dan lainnya.

Mereka dipersilakan belajar tentang Indonesia dari mahasiswa UKSW. Sebaliknya, mahasiswa UKSW juga dapat belajar tentang Belanda dari wisatawan asing tersebut.

Setidaknya ada 20 mahasiswa Despar yang mengambil kelas Intensive English Language Program (IELP) turut mengikuti acara yang bertema Introducing Indonesia to the World 2023.

“Kehadiran Anda sangat berarti bagi kami,” kata wakil dekan FID yang mendapat gelar Doctor of Philosophy di Griffith University, Australia tersebut, Jumat.

Ketua Program Studi S1 Despar FID UKSW, Lasti Nur Satiani, mengatakan kegiatan ini berguna memperkenalkan budaya Indonesia kepada turis asing yang sedang berkunjung. Wisatawan ini melakukan aksi sosial di Indonesia serta mempelajari budaya Indonesia di berbagai daerah selama 3 bulan.

Wisatawan asing yang datang merupakan hasil kerja sama dengan Yayasan Winih Abdi Mulyo Salatiga naungan Wempianus Bria yang juga merupakan pengajar Fakultas Psikologi UKSW.

“Dalam kegiatan yang diadakan satu hari ini, mahasiswa dapat berkomunikasi secara langsung dengan wisatawan asing menggunakan bahasa Inggris. Ini menjadi salah satu kesempatan yang dapat digunakan mahasiswa untuk melakukan praktik langsung tentang apa yang telah dipelajarinya di kelas IELP,” terangnya.

Menurut Lasti Nur Satiani, kegiatan yang dilakukan kali ini sangat menarik dan bermanfaat mengingat Prodi Despar merupakan program vokasi. Kegiatan di dalamnya merupakan 30% mempelajari teori dan 70% melakukan praktik secara langsung.

“Saat ini, baru terdapat lima Prodi Despar di Indonesia, salah satunya di UKSW. Di sini, mahasiswa mempelajari pengembangan pariwisata. Cakupan yang dipelajari luas karena mahasiswa nantinya akan merencanakan pengembangan pariwisata di suatu daerah. Harapannya, mereka dapat mengembangkan destinasi wisata dan membangun suatu daerah dengan tata kelolanya,” imbuhnya.

Dalam kesempatan kali ini, aktivitas yang akan dilakukan para mahasiswa dengan wisatawan asing antara lain sharing sambil menikmati jamuan makanan tradisional, membatik, makan siang di warung sekitar UKSW serta mengunjungi destinasi wisata Sidul Menul-Menul untuk bertukar informasi lebih jauh mengenai budaya masing-masing.

Salah satu wisatawan Belanda, Naomi, mengungkapkan bahwa ini merupakan pertama kalinya ia membatik dan merasa sangat senang.

“Saya suka batik dan mengetahui cara orang membuat batik sangat menyenangkan. Di sini saya belajar banyak tentang budaya Indonesia. Saya menyukai Indonesia karena mempunyai alam yang indah,” katanya.

Mahasiswa lainnya, Arniek yang tampak lihai menorehkan malam di atas kain untuk membatik juga merasa sangat tertarik dan bersemangat di kesempatan tersebut.

“Kegiatannya sangat bagus, saya belum pernah membatik sebelumnya. Saya sangat bersemangat untuk kegiatan lainnya yang akan dilakukan hari ini,” kata Arniek.

Rekomendasi
Berita Lainnya