Jateng
Kamis, 28 Mei 2015 - 13:50 WIB

DEMAM BATU AKIK : Pameran Batu Akik Rambah Hotel di Semarang

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi batu akik (JIBI/Harian Jogja/Gigih M Hanafi)

Demam batu akik belum reda. Pameran batu akik pun merambah ke hotel.

Kanalsemarang.com, SEMARANG-Pameran batu akik dan batu mulia yang biasanya digelar di mal, kini mulai merambah hotel, seperti pameran akik di Hotel Grand Candi Semarang, Jawa Tengah, Rabu-Minggu (27-31/5/2015).

Advertisement

Pada pembukaan pameran bertajuk 5th Anniversary Pasar Senggol Hotel Grand Candi Semarang, Rabu, para penggemar batu akik sudah mulai berdatangan untuk melihat batu-batu yang dipamerkan.

Para pengunjung hotel juga tampak menyempatkan untuk menikmati berbagai batuan indah yang dipamerkan, di antaranya Batu Klawing, Red Borneo, Pink Ladies, Bacan, Rafflesia, Lavender dan Solar.

Advertisement

Para pengunjung hotel juga tampak menyempatkan untuk menikmati berbagai batuan indah yang dipamerkan, di antaranya Batu Klawing, Red Borneo, Pink Ladies, Bacan, Rafflesia, Lavender dan Solar.

Vice General Manager Hotel Grand Candi Semarang Abner Simamora mengatakan, pameran batu akik itu diselenggarakan untuk memeriahkan hari ulang tahun (HUT) ke-5 ajang Pasar Senggol di hotel tersebut.

“Kami senantiasa menggandeng komunitas-komunitas yang ada di Jawa Tengah untuk memamerkan maupun memasarkan produk-produk unik dan unggulan di Pasar Senggol di lobi hotel,” katanya.

Advertisement

Sementara itu, Vanda dari Gemstone Semarang Community mengakui konsep pameran batu akik kali ini memang berbeda karena diselenggarakan di hotel yang memiliki pangsa golongan menengah ke atas.

“Ya, nuansa dan ‘market’ memang berbeda karena dari kalangan menengah ke atas. Ada yang tergolong batu mulia dengan harga tinggi, namun ada juga yang harganya relatif terjangkau,” katanya.

Pemilik Gaby Gemstone, Bangkit Alamsyah yang mengikuti pameran itu mengakui konsep pameran kali ini sedikit berbeda dengan tempat penyelenggaraan di hotel yang memiliki pangsa berbeda.

Advertisement

Meski demikian, dia menyediakan batu akik yang harganya tidak terlampau mahal agar semua segmentasi penggemar bisa menikmati, bahkan ada batu cincin yang diobralnya Rp30.000 per buah.

“Harga segitu ada dari jenis Sulaiman, Raflesia dan macam-macam. Batu cincinnya saja, tidak termasuk ’emban” [pengikat]. Paling mahal, saya punya Klawing seharga Rp1,5 juta,” katanya.

Dari pengalamannya mengikuti pameran batu akik di berbagai daerah, Bangkit mengakui omzet yang diraupnya selalu lumayan meski dalam kondisi pameran yang paling sepi pengunjungnya sekalipun.

Advertisement

“Tidak mesti kan pameran selalu ramai, namun omzetnya, ya, lumayan. Istilahnya, sepahit-pahitnya saya pernah ikut pameran yang pengunjungnya sepi, setidaknya Rp13 juta bisa dapatlah,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif