SOLOPOS.COM - Massa dari kalangan mahasiswa membakar ban di depan Kantor Gubernur Jateng, Kota Semarang, saat demo 11 April. (Solopos.com/Dickri Tifani Budi)

Solopos.com, SEMARANG — Aksi unjuk rasa atau demo mahasiswa yang digelar serentak pada 11 April 2021 di berbagai daerah di Indonesia juga terjadi di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng).  Demo yang dilakukan puluhan mahasiswa itu dipusatkan di depan Kantor Gubernur Jateng, tepatnya di Jalan Pahlawan, Kota Semarang, Sabtu (11/4/2022) sore.

Pantauan Solopos.com, massa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kota Semarang datang ke depan Kantor Gubernur Jateng sekitar pukul 15.30 WIB. Massa sebenarnya ingin masuk ke dalam kompleks Kantor Gubernur Jateng, meski demikian keinginan mereka terhalang kawat berduri yang dipasang aparat kepolisian.

Promosi BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun, Mayoritas Analis Rekomendasi Beli Saham BBRI

Adanya kawat berduri itu membuat massa terpancing emosi. Mereka pun terlihat saling dorong dan melakukan aksi bakar ban di tengah jalan.

Baca juga: Ricuh! Demo Mahasiswa di Semarang Tolak Jokowi 3 Periode

Seorang peserta aksi, Widia Alistrina, mengaku tidak sepakat dengan pemasangan kawat berduri itu. Mereka menilai kawat berduri itu sebagai bentuk pembatasan demo dan menganggap peserta ujuk rasa seolah-olah hewan buas.

” Enggak sepakat, seolah- seolah menjadi musuh. Kayak anjing saja dipasang seperti itu, “kata Widia saat ditemui Solopos.com di lokasi aksi, Senin (11/4/22).

demo 11 april semarang
Kawat berduri dipasang polisi di depan Kantor Gubernur Jateng saat Demo 11 April di Kota Semarang, Senin (11/4/2022). (Solopos.com-Dickri Tifani Budi)

Saat ditanya kenapa kelompoknya memulai aksinya dengan cara bakar-bakaran ban, ia mengungkapkan para oligarki dan kapitalis yang membakar hutan saja tidak ada tindakan tegas dari pemerintah. Namun, menurut Widia, ketika mahasiswa membakar ban justru dijaga banyak personel. Seharusnya, para oligarki dan kapitalis yang ditindak tegas, bukan mahasiswa.

“Sementara mahasiswa yang cuma bakar bakar ban beberapa biji saja dikawal polisi, kemudian ada TNI juga. Padahal, mahasiswa ini kan suara rakyat yang memiliki kebebasan demokrasi untuk menyampaikan aspirasi. Katanya ini negara demokrasi, tapi secara prosedural bukan substansial,” tegasnya.

Meski demikian, sekitar pukul 17.34 WIB, massa aksi dari kalangan mahasiswa itu akhirnya ditemui perwakilan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng. Masa kemudian meminta perwakilan Pemprov Jateng membacakan tuntutan terkait menolak penundaan Pemilu 2024, menolak Presiden Jokowi 3 periode, dan meminta pemerintah menurunkan harga sejumlah bahan pokok dan BBM.

Baca juga: Demo 11 April Ricuh, Dosen UI Ade Armando Dikeroyok Massa di Depan DPR

Sementara itu, Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar, saat memimpin apel pengamanan unjuk rasa, mengatakan akan melakukan pengawalan aksi demo 11 April yang diikuti kalangan mahasiswa itu secara humanis. Pihaknya juga telah menyiapkan 900 personel untuk mengawal aksi unjuk rasa atau demo mahasiswa pada 11 April itu di Semarang.

“Hari ini, akan dilaksanakan unjuk rasa atau kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum. Dari tiga elemen mahasiswa yang ada di Kota Semarang ada sekitar 250 orang yang berunjuk rasa. Polrestabes Semarang bersama TNI dan didukung Polda Jateng telah melakukan persiapan pengamanan. Pastinya, pelaksanaan pengamanan akan dilakukan secara humanis,” ujar Kapolrestabes Semarang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya