SOLOPOS.COM - Spanduk yang menyimbolkan Kantor DPRD Jateng disegel terpasang di pintu gerbang Kantor DPRD Jateng, Jl. Pahlawan, Kota Semarang, Selasa (20/9/2022). (Solopos.com-Adhik Kurniawan)

Solopos.com, SEMARANG – Gelombang aksi unjuk rasa atau demo menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) terus terjadi sejak dua pekan lalu. Kali ini, demo digelar puluhan orang yang menamakan diri sebagai Gerakan Rakyat Menggugat atau Geram di depan Kantor DPRD Jawa Tengah (Jateng), Kota Semarang, Selasa (20/9/2022).

Dalam aksi demo itu, massa juga terlihat melakukan aksi penyegelan terhadap Kantor DPRD Jateng. Penyegelan dilakukan secara simbolis dengan memasang spanduk bertuliskan “GEDUNG INI DISEGEL OLEH RAKYAT” di pintu gerbang Kantor DPRD Jateng.

Promosi BRI Group Berangkatkan 12.173 Orang Mudik Asyik Bersama BUMN 2024

Pantauan Solopos.com, massa menggelar aksi atau unjuk rasa menolak kenaikan BBM sejak pukul 13.30 WIB. Awalnya, massa memadati Jalan Pahlawan sambil melakukan orasi yang berisi sejumlah tuntutan.

Sekitar pukul 15.00 WIB, massa pun mulai melakukan aksi penyegelan dengan memasang spanduk di pintu gerbang DPRD Jateng. Setelah itu, massa kembali menyampaikan tuntutan dari luar halaman Kantor DPRD Jateng.

“Ini adalah tindak lanjut dari aksi sebelumnya, karena sebelumnya tidak kunjung diakomodasi oleh stakeholder yang kami tuju,” ujar Koordinator Aksi Geram Jateng, Rahmatullah Yuda Welita, di sela aksi.

Baca juga: Demo Tolak Kenaikan Harga BBM, Massa: Pejabat Makin Kaya, Rakyat Makin Miskin!

Yudha menegaskan aksi demo harus terus dilakukan untuk mendesak pemerintah segera mendengarkan jeritan masyarakat, khususnya dalam menurunkan harga BBM secepatnya.

“Seharusnya ada langkah untuk menetapkan harga BBM dengan lebih bijak. Pengalokasian fiskal yang lebih bijak, berdasarkan kajian kami, balancing masih amburadul,” tegasnya.

Dalam demo kali ini, massa Geram Jateng memilih untuk tidak melakukan audensi dengan anggota DPRD Jateng maupun kalangan eksekutif Pemprov Jateng, seperti Gubernur Ganjar Pranowo. Kendati demikian, ia justru mengancam akan menghadirkan massa yang lebih banyak lagi bila tuntutan penolakan kenaikan harga BBM tak diakomodasi.

Baca juga: DPRD Jateng Minta Pemprov Segera Implementasi Inpres Kendaraan Listrik

“Hari ini kami tidak ada goals untuk bertemu siapapun, murni menyampaikan keresahan sebagai simbol perlawanan saja,” beber dia.

Lebih lanjut, meski jumlah massa yang turun hanya 60 orang, Yudha menyebut peserta akan datang lebih banyak lagi untuk ke depanya. Bahkan, ia mengklaim unjuk rasa ke depan akan melibatkan berbagai kelompok masyarakat baik dari mahasiswa, buruh, dan petani.

“Mungkin pekan depan kami akan aksi kembali sampai ada solusi dari tuntutan ini. Teman-teman mulai menjaring entitas gerakan yang masih dalam perjalanan,” tegasnya.

Dalam aksi demo di depan Kantor DPRD Jateng itu, massa tidak hanya menyampaikan tuntutan menolak kenaikan harga BBM. Mereka juga meminta pemerintah membatalkan pengesahan RUU KUHP dan memperbaiki pasal-pasal bermasalah, menuntaskan persoalan terkait mafia tambang dan migas, serta menuntaskan persoalan HAM masa lalu yang belum selesai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya