SOLOPOS.COM - Ratusan aparat kepolisian berjaga di depan Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kusumanegara Jogja, Jumat (15/7/2016). (Ujang Hasanudin/JIBI/Harian Jogja)

Demo mahasiswa Papua di Jogja yang berbuntut kerusuhan memicu aksi solidaritas di Salatiga.

Semarangpos.com, SALATIGA Sekitar 50 orang yang tergabung dalam Jaringan Salatiga Peduli Papua berencana menggelar aksi solidaritas atas pembubaran aksi mahasiswa Papua yang berbuntut kerusuhan di Jogja, pekan lalu. Demonstrasi untuk mendukung aksi para mahasiswa Papua pengekspose ide Papua merdeka di Jogja itu rencananya digelar di depan kampus Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Rabu (20/7/2016) pagi.

Penanggung jawab aksi, Evan, mengakui unjuk rasa itu digelar sebagai bentuk kepedulian terhadap mahasiswa Papua yang selama ini banyak didiskriminasikan, terlebih pascakerusuhan yang melibatkan mahasiswa Papua di Yogyakarta, Jumat (15/7/2016). “Kami merasa sebagai manusia dan merasa mereka [mahasiswa Papua] juga harus diperlakukan sebagai manusia. Oleh karena itu, kami gelar aksi kepedulian ini. Siapa saja, bukan hanya mahasiswa Papua, yang peduli dengan sesama boleh bergabung dalam aksi ini,” ujar Evan saat dihubungi Semarangpos.com, Selasa (19/7/2016).

Evan mengklaim pihaknya sudah memberikan pemberitahuan kepada Polres Salatiga terkait rencana aksi itu. Oleh karena itu, ia berharap demo yang dimotori mahasiswa Salatiga itu tidak akan mendapat larangan dari polisi. “Kami sudah memberikan surat pemberitahuan ke pihak kepolisian dan mereka juga sudah memberikan izin. Jadi enggak ada masalah, toh ini juga sebatas aksi damai,” imbuh Evan.

Evan menambahkan aksi solidaritas melawan intimidasi mahasiswa Papua di Yogyakarta ini digelar atas inisiatif Jaringan Salatiga Peduli Papua. Demo itu diklaimnya bakal digelar tanpa campur tangan mahasiswa Papua yang tergabung dalam kelompok tertentu dan menuntut ilmu di UKSW.

“Memang ini aksi untuk mahasiswa Papua, tapi tidak ada campur tangan dari mahasiswa Papua yang di Salatiga. Jadi ini murni inisiatif kelompok kami. Kalau mahasiswa Papua yang ada di Salatiga mau gabung dalam aksi ini, silakan saja,” imbuh Evan.

Berdasarkan catatan Semarangpos.com, demo Persatuan Pergerakan Pembebasan untuk Papua Barat di Asrama Mahasiswa Papua, Jl. Kusumanegara, Umbulharjo, Jogja, Jumat (15/7/2016), menyebabkan enam mahasiswa Papua ditangkap aparat gabungan Polresta Jogja dan Polda DIY. Penangkapan peserta aksi damai yang digelar bertepatan dengan peringatan Penentuan Pendapat Rakyat Irian Barat (Papera) itu dilakukan polisi di luar asrma.

Menurut Kapolresta Jogja Kombes Pol. Tommy Wibisono, mereka ditangkap karena membawa panah, dan ada yang melawan polisi. Penangkapan itu bermula dari rencana aksi mahasiswa Papuan dan elemen prodemokrasi di halaman Asrama Kamasan 1, Jl. Kusumanegara. Aksi itu semula akan diawali dengan longmarch ke Titik Nol Kilometer. Namun dengan alasan keamanan polisi meminta mereka kembali ke asrama.

Bukan hanya polisi, sejumlah organisasi masyarakat seperti Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan TNI-Polri, Pemuda Pancasila, dan Paksi Katon. Aksi tandingan yang digelar di depan asrama Mahasiswa Papua itu mengusung slogan antiseparatisme. Menyadari ditandingi kekuatan lain, mahasiswa Papua batal demo dan pun kembali ke dalam asrama.

Polisi kemudian melakukan penyisiran di sekitar asrama dan menangkap beberapa mahasiswa Papua. “Total ada enam mahasiswa Papua yang ditangkap dan satu mahasiswa Ternate,” ungkap Rizky Fatahillah dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jogja yang mendampingi proses hukum mahasiswa Papua.

Menurut Rizky, semua orang yang ditangkap berada di luar asrama, “Yang tiga mahasiswa ditangkap di belakang asrama, yang empat orang sedang mencari makan untuk konsumsi peserta aksi damai,” ungkap Rizky sebagaimana dikutip Harianjogja.com.

Menurut Rizky yang melakukan pendampingan selama proses persiapan demo tersebut, tidak ada upaya kekerasan dan perusakan yang dilakukan mahasiswa Papua. Diakuinya, aksi damai itu merupakan bagian dari rangkaian kampanye untuk menyampaikan aspirasi perlunya masyarakat Papua kembali menentukan nasib sendiri, setelah pepera bertahun-tahun lampau.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Rekomendasi
Berita Lainnya