SOLOPOS.COM - Pegiat media sosial sekaligus pendukung capres nomor urut 03 Denny Siregar dalam acara Ngobrol Daging 24 SKS bersama masyarakat, di rumah makan Borjuis Kota Semarang, Rabu (31/1/2024). dok istimewa

Solopos.com, SEMARANG – Pegiat media sosial sekaligus relawan paslon nomor urut 03 Ganjar-Mahfud Denny Siregar menilai kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Jawa Tengah belakangan ini merupakan tanda kepanikan atas posisi paslon nomor urut 02 Prabowo-Gibran.

“Saya sejak lama sudah melihat manuver Pak Jokowi jadi enggak heran lagi. Kalau kita melihat kenapa kok Pak Jokowi banyak turun di Jateng, lalu bansos itu gila-gilaan dikeluarkan itu pertanda beliau panik,” ujar Denny, dalam acara Ngobrol Daging 24 SKS bersama Masyarakat, di rumah makan Borjuis Kota Semarang, Rabu (31/1/2024) malam.

Promosi Aset Kelolaan Wealth Management BRI Tumbuh 21% pada Kuartal I 2024

Denny lalu mengibaratkan kepanikan Jokowi bak raja dalam permainan catur. Ia juga menyebut, survei yang kerap menunjukan elektabilitas pasangan Prabowo Gibran lebih dari 50 persen itu bohong-bohongan.

“Kalau misalnya kalau kata survei bayaran itu Prabowo di atas 50 persen kenapa Pak Jokowi harus berkantor di Jateng, jalan aja di Jakarta. Jadi ketika beliau turun langsung ke lapangan berarti ada kepanikan. Kalau filosofi catur itu begitu ketika raja sudah banyak bergerak berarti dia sudah terdesak,” katanya.

Denny juga meminta para pemuda yang hadir dalam acara ini untuk lebih kritis dalam memilih calon pemimpin. Jangan sampai mereka tertipu dengan gimik-gimik di media sosial.

“Kita ada di era media sosial, media sosial inilah yg banyak mengubah persepsi banyak orang tentang bagaimana kita bernegara karena saya selalu pesan kepada anak-anak muda belajarlah sejarah. Dari sejarah itu kita akan mengetahui rekam jejak para pemimpin kita, dengan begitu kita akan tahu siapa yang kita pilih bukan karena kosmetik bukan karena cuma joget-joget tapi karena rekam jejak,” jelasnya

Denny juga menyoroti sejumlah aktivis 1998 yang kini justru berbalik mendukung Prabowo. Ia menegaskan sikap itu justru bertentangan dengan misi reformasi yang dulu mereka perjuangkan.

“Ujian dari kita adalah ketika di puncak kekuasaan, dan sekarang kita lihat banyak teman yang dulu itu orangnya reformis bisa melawan kekuasaan. Tapi ketika digoda dengan semua tawaran mereka akan belok juga. Inilah saat orang dinilai dari konsistennya,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya