SOLOPOS.COM - Gunung Slamet. (Istimewa/Instagram @indrasutantoo)

Solopos.com, BANYUMAS — Gunung Slamet merupakan salah satu dari enam gunung yang ada di Jawa Tengah (Jateng). Menjadi gunung tertinggi kedua di Pulau Jawa, Gunung Slamet memiliki sejumlah kisah misteri atau mitos. Berikut deretan mitos yang ada di Gunung Slamet.

Kata Slamet dalam Gunung Slamet kerap diartikan sebagai selamat. Oleh karenanya, banyak masyarakat yang percaya jika Gunung Slamet merupakan gunung yang memberikan keselamatan.

Promosi Kredit BRI Tembus Rp1.308,65 Triliun, Mayoritas untuk UMKM

Kendati demikian, bagi sebagian masyarakat Jawa, Gunung Slamet kerap dianggap sebagai salah satu gunung yang dikeramatkan. Oleh karenanya, tak heran jika banyak kisah-kisah misteri atau mitos yang menyelimuti Gunung Slamet.

Gunung Slamet juga menyandang predikat sebagai gunung tertinggi di Jawa Tengah (Jateng) dan kedua di Jawa setelah Gunung Semeru. Secara administrasi, gunung ini berada di empat wilayah kabupaten yakni Purbalingga, Banyumas, Brebes, dan Tegal.

Keindahan alam yang ada di Gunung Slamet memang menjadi salah satu daya tariknya. Sayang, kadang di balik keindahan ada juga cerita yang membuat gentar para wisatawan/pendaki karena beberapa faktor yang ada di sana. Salah satu faktornya adalah berbagai cerita legenda dan mitos Gunung Slamet yang cukup membuat bulu kudu berdiri.

  • Tempat Bersemayamnya Para Dewa

Salah satu mitos Gunung Slamet yang cukup populer adalah menjadi tempat bersemayamnya para dewa. Puncak Gunung Slamet ini dipercaya merupakan tempat bersemayamnya para dewa dan menjadi penghubung antara bumi dan kahyangan.

Merangkum dari berbagai sumber, Gunung Slamet memiliki mitos bahwa gunung api ini merupakan puncak dari Gunung Meru di India yang dibawa oleh Dewa Brahma dan Dewa Wisnu ke Tanah Jawa untuk dijadikan sebagai pasak bumi. Kisah yang termuat dalam kitab Tantu Panggelaran itu mengungkapkan jika sejatinya sebelum Gunung Slamet ditanamkan, Pulau Jawa masih terombang-ambing di lautan karena belum ada penekannya.

  • Mitos Mahluk Halus

Seperti halnya gunung lain di Jawa, Gunung Slamet juga diselimuti cerita misteri atau mitos tentang keberadaan sosok mahkluk halus. Mahkluk halus yang diyakini bersemayam di Gunung Slamet adalah Sang Bahureksa atau penguasa di Gunung Slamet yaitu Mbah Jamur Dipa. Menurut cerita sesepuh di Dusun Bambangan, sebutan Mbah Jamur Dipa berawal dari seorang pendaki yang bermalam di Gunung Slamet dan bermimpi didatangi oleh sesosok orang yang bernama Mbah Jamur Dipa.

Selain didatangi lewat mimpi, roh Mbah Jamur Dipa biasanya juga merasuki para pendaki untuk menunjukkan identitasnya, dengan cara berbicara melalui perantara manusia yang dirasukinya.

  • Mitos Tempat-tempat Angker

Dikutip dari jurnal karya Maria Astria, Rini (2012), Mitos Di Gunung Slamet Di Dusun Bambangan, asal usul adanya tempat angker di Gunung Slamet di pos 2 dan di pos 9 dari banyaknya kejadian orang yang meninggal di tempat tersebut. Beredarnya mitos tersebut berawal dari informasi para pendaki yang setelah melakukan pendakian menceritakan peristiwa atau kejadian aneh kepada beberapa warga Bambangan, dan ternyata peristiwa aneh yang dialami para pendaki itu dialami juga oleh kelompok pendaki yang lain.

Sampai pada akhirnya ada seorang warga Bambangan yang ingin membuktikan kebenaran cerita itu, dan ternyata saat tidur di pos 2 orang tersebut diganggu oleh makluk halus yang sering diceritakan oleh banyak pendaki yang menginap di pos 2. Sedangkan di pos 9 yaitu di Pelawangan, mitos yang cukup populer adalah terkait keberadaan pasar setan.

Konon di lokasi itu banyak suara-suara mahkluk halus yang didengan para pendaki. Kabarnya, mitos itu kerap terjadi dan dialami warga Dusun Blambangan maupun para pendaki.

  • Mitos Ramalan Jayabaya

Sebagian besar masyarakat Indonesia pasti sudah tidak asing lagi dengan nama Prabu Jayabaya. Raja yang terkenal akan ramalannya mengenai mitos tentang Pulau Jawa yang akan terbelah menjadi dua yaitu pada ramalan Jayabaya yang mengatakan “…nugel tanah Jawa kaping pindho…” Ramalan itu berarti “…mematahkan tanah Jawa untuk yang kedua kali…”

Hal ini bukanlah hal yang mustahil karena menurut sejarah, dulu Pulau Jawa dan Sumatra tergabung menjadi satu daratan kemudian terpisah dan banyak orang yang percaya terpisahnya kedua pulau ini disebabkan oleh letusan Gunung Krakatau Purba. Hal ini pun mengundang pertanyaan yang menyangkutpautkan dengan ramalan Prabu Jayabaya di atas benarkah Pulau Jawa akan terbelah untuk kedua kalinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya