Jateng
Jumat, 28 Februari 2020 - 03:20 WIB

Di Lawang Sewu, Anak Indigo Saksikan Kejamnya Jepang

Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto lantai ketiga atau biasa disebut dengan loteng di Lawang Sewu. (instagram—lawangsewu_semarang)

Solopos.com, SEMARANG — Sutradara Billy Christian mengajak dua anak indigo, Frislly Herlind dan Tasha Siahaan, menelusuri loteng di Lawang Sewu. Padahal, lokasi itu konon menjadi saksi kekejaman tentara Jepang.

Kedua gadis indigo yang terkenal dengan kemampuan supranaturalnya itu mengaku langsung disuguhi teriakan kesakitan yang memekakan telinga saat menginjak area loteng. Tatkala Jepang masuk Semarang, lantai ketiga itu difungsikan sebagai ruang tahanan bagi warga bewarganegaan Belanda.

Advertisement

Dalam unggahan channel Youtube Billy Christian berjudul, 'Mereka' Masih di Lawang Sewu: IndigoTalk Travel Semarang part 1, Tasha bersama kru mendatangi area lantai ketiga lebih dulu. Frislly dan Billy menyusul ke area sama kemudian.

Gubenur Jateng Medhot Janji Bareng Tukul Arwana

Advertisement

Gubenur Jateng Medhot Janji Bareng Tukul Arwana

"Orang-orang Belanda yang sudah diikat terus diseret sama tentara Jepang dari tangga bawah itu sampai loteng ini," cerita Tasha saat menaiki tangga menuju lantai ketiga atau biasa disebut loteng.

Sebelumnya, Tasha pernah memaparkan jika suasana di koridor yang menghadap Kali Merah ricuh karena Jepang menyerang. Ia menjelaskan jika dari lantai dasar “mereka” diseret paksa oleh Jepang sampai lantai atas yang kemudian disiksa dan dibunuh.

Advertisement

Hawa yang panas membuat pemandu wisata yang bersama Tasha bercerita jika pada zaman Belanda dulu, fungsi loteng digunakan sebagai tempat sirkulasi udara agar lantai pertama dan kedua sejuk.

"Jadi hawanya panas itu karena bangunan ini kan menyerap energi, menyerap darah, dan menyerap tangis." Setelah mengatakan hal itu, tiba-tiba ia merasa sebelah kakinya sakit bukan main seperti disayat.

Advertisement

Pada video yang diunggah pada 5 November 2019 silam, Tasha mengungkapkan loteng ini menjadi tempat paling kejam di Lawang Sewu. Tentara Jepang akan menyiksa para korban terlebih dahulu sebelum akhirnya dibunuh dan dibiarkan begitu saja.

Pohon Tumbang Timpa Mobil di Exit Tol Bawen

Kesaksian yang sama juga diberikan Frislly saat ia diajak Billy, youtuber sekaligus sutradara film horor itu saat menuju loteng.

Advertisement

"Lantai ini dulu lebih kayak ke tempat pembantaian Kak," ungkapnya saat ditanya Billy loteng tersebut dulunya tempat apa, seperti yang terpantau Semarangpos.com, Selasa (25/2/2020).

Kepala Menggelinding

Frislly juga mengungkapkan saat perjalanan menuju lantai atas, tiba-tiba ia melihat kepala menggelinding seperti baru ditebas.

Sedangkan Tasha, tiba-tiba ia merasa lemas lantaran banyak makhluk-makhluk disana yang meminta tolong padanya. "Mereka" berusaha berinteraksi dengan Tasha, seperti melaporkan apa yang terjadi pada mereka dulunya.

Nonaktifkan Dosen, Rektor Unnes Diminta Mundur

“Aku rasanya juga sampai kayak mau teriak,” ungkapnya saat teriakan minta tolong tak pernah berhenti didengar Tasha. Ia memaparkan teriakan-teriakan mereka seperti rintihan putus asa dan tersiksa.

Ternyata tak hanya Tasha yang mendengar teriakan tersebut, Frislly juga mengungkapkan jika ia mendengar rintihan-rintihan minta tolong.

Bisa dipastikan, loteng di Lawang Sewu memang penuh dengan teriakan kesakitan yang disebabkan oleh kekejaman Jepang. Pasalnya, Frislly Herlind dan Tasha Siahaan sama-sama memiliki penglihatan yang sama walaupun waktu yang berbeda. (Dhina Cantya/Semarangpos.com)

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif