SOLOPOS.COM - Harga telur terus naik karena sejumlah faktor. (Ilustrasi/Antara/Aprillio Akbar)

Solopos.com, SEMARANG – Harga telur ayam ras dalam beberapa pekan terakhir mengalami kenaikan, termasuk di wilayah Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng). Badan Pangan Nasional (Bapanas) pun mengungkapkan salah satu penyebab harga telur ayam ras tersebut mengalami kenaikan.

Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Bapanas, Rachmi Widiriani, mengungkapkan kenaikan harga telur itu salah satunya disebabkan kenaikan harga jagung yang menjadi pakan unggas. Hal itu disampaikan Rachmi seusai Rapat Koordinasi Evaluasi Kegiatan Penyaluran CPP [Cadangan Pangan Pemerintah] untuk bantuan pangan di wilayah Jateng yang berlangsung di Hotel MG Setos, Senin (5/6/2023).

Promosi Kecerdasan Buatan Jadi Strategi BRI Humanisasi Layanan Perbankan Digital

“Komponen pembentuk harga telur ayam ini kan 55 persennya adalah jagung, untuk pakannya,” kata Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Bapanas itu.

Menurut dia, petani memilih jagung sebagai pakan ayam ras agar telur yang dihasilkan memiliki warna kuning. Dengan naiknya harga jagung tentu berimbas ke naiknya harga telur.

Namun, kata dia, berdasarkan informasi saat ini sudah ada beberapa daerah penghasil jagung yang mulai panen, seperti di Dompu, Bima, dan Sumbawa di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Beberapa daerah di NTB, seperti Dompu, Bima, dan Sumbawa dikenal sebagai penghasil jagung. Sementara, lokasi peternakan ayam terkonsentrasi di Kendal dan Blitar, sehingga butuh biaya transportasi.

“Bapanas punya yang namanya fasilitas distribusi. Jadi, biaya memindahkan jagung dari Dompu, Sumbawa, Bima ke sentra layer di Kendal dan Blitar nih transport-nya dibayarin,” katanya lagi.

Dengan bantuan fasilitas distribusi itu, kata dia, para peternak tidak terlalu dibebani biaya transportasi pengangkutan jagung, sehingga diharapkan harga telur bisa kembali normal.

“Ini yang masih kami fasilitasi dan juga di beberapa daerah. Tapi, nanti kalau sudah mulai panen dan harga [jagung] sudah mulai turun, ini harganya [telur] pasti kembali normal,” katanya pula.

Rachmi mengingatkan bahwa pemerintah melalui Bapanas juga memberikan kesempatan bagi peternak layer (peternak ayam petelur) untuk menikmati keuntungan ketika harga telur meningkat.

“Ketika kemarin kami beli untuk bantuan pangan, harga sudah mulai bagus. Kalau diperhatikan sebelumnya [harga telur]. Kalau harga jagung naik mereka boleh dong naikin sedikit,” kata dia.

Harga komoditas telur di pasaran Kota Semarang normalnya berada di kisaran Rp27.000 per kilogram, tetapi belakangan ini naik menjadi Rp30.000 per kilogram di pasaran, bahkan ada yang lebih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya