Jateng
Kamis, 22 Agustus 2019 - 01:50 WIB

Di Temanggung, Elpiji Subsidi Salah Sasaran

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarangpos.com, TEMANGGUNG — Inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan Pertamina bersama Pemkab Temanggung , Rabu (21/8/2019), menemukan puluhan elpiji bersubsidi kemasan tabung kapasitas 3 kg yang penggunaannya tidak tepat sasaran.

Sidak gabungan tersebut menemukan 38 tabung elpiji bersubsidi di usaha Catering Laksana dan 24 tabung elpiji bersubsidi di tempat usaha pembuatan makanan ringan Cakra. “Kegiatan ini merupakan sidak rutin bersinergi antara Pertamina dengan pemerintah daerah ada Bagian Perekonomian, Disperindagkop, Satpol PP, dan kepolisian untuk mengawasi penggunaan elpiji 3 kg, karena itu merupakan barang bersubsidi,” kata Sales Eksekutif LPG Rayon 8 Kedu, Dimas Aji Karisma Cakra.

Advertisement

Ia menuturkan temuan ini merupakan salah satu permasalahan. Dia meyakini cukup banyak ditemukan penggunaan elpiji tabung 3 kg yang tidak tepat sasaran. Dari dua lokasi di Temanggung saja, sudah ditemukan 60-an tabung. “Dalam tiga kali sidak di rayon Kedu yang terdiri atas enam kabupaten/kota kurang lebih ada 200-an tabung 3 kg yang penggunaannya tidak tepat sasaran,” katanya.

Ia menuturkan sasaran sidak, antara lain rumah makan, usaha menengah, usaha besar yang tidak lagi masuk kriteria usaha mikro. “Kami datangi usaha-usaha yang memang sudah tidak masuk kriteria mikro tetapi masih menggunakan elpiji 3 kg,” katanya.

Ia menyampaikan jika dalam sidak ditemukan penggunaan tabung 3 kg tidak tepat sasaran, maka pihaknya langsung melakukan trande in, yakni dua tabung ukuran 3 kg ditukar dengan satu tabung ukuran 5,5 kg. “Kalau sidak pertama kita trande in, kalau sidak kedua mereka masih menggunakan tabung 3 kg akan kita tarik seluruh tabung 3 kg tersebut,” katanya.

Advertisement

Kasubbag Produksi Daerah Bagian Perekonomian Setda Temanggung Rahma Ningrum Widi Apsari mengatakan kegiatan ini merupakan sidak kedua di dua tempat usaha tersebut maka tidak ada toleransi lagi. “Pada sidak pertama, kami sudah trade in dan sidak kedua masih menggunakan maka kami tarik semua. Solusinya kami tukar dengan refil harga murah, biasanya beli satu tabung ukuran 5,5 kg sekitar Rp300,000-an. ini kami tukar dua tabung hijau dengan satu pink dan hanya dikenakan isi ulangnya saja. Sebenarnya kalau sudah di trade in ditarik tidak masalah karena sudah ada perjanjiannya,” katanya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif