SOLOPOS.COM - Tangkapan layar tanaman tembakau. (Youtube Espos Indonesia)

Solopos.com, SEMARANG — Indonesia memiliki kekayaan hasil bumi yang berlimpah, salah satunya adalah tanaman tembakau. Salah satu daerah penghasil tembakau di Indonesia, adalah Kabupaten Temanggung di Jawa Tengah (Jateng).

Kendati memiliki hasil panen tembakau berkualitas yang berlimpah, para petani tetap dihadapkan dilema. Salah satu dilema itu muncul menyusul masih terjadinya impor tembakau di Indonesia.

Promosi Kirana Plus, Asuransi Proteksi Jiwa Inovasi Layanan Terbaru BRI dan BRI Life

Hal itu diungkapkan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, dalam video yang disiarkan Youtube Espos Indonesia dengan judul Ganjar & Dilema Pertanian Tembakau Jateng: Srintil Termahal Temanggung Ditanam Negara Lain.

Ganjar mengungkapkan luas dan produksi tembakau yang ada di Jateng mengalami kenaikan. Ia mencontohkan pada tahun 2016, produksi tembakau di Jateng naik 30 persen dari luas area perkebunan sekitar 42.700 hektare.

Sedangkan pada tahun 2021, luas tanaman tembakau di Jateng naik menjadi 55.600 hektare dengan produksi yang berlimpah, naik 98 persen. Dari sejumlah daerah penghasil tembakau di Jateng, nomor satu masih ditempati Temanggung. Hasil tembakau di Temanggung mencapai 597,77 ton dari luas area sekitar 18.640 hektare pada 2021.

Kendati berlimpah, Ganjar mengaku masih mendapat keluhan dari petani tembakau. Salah satu keluhan itu adalah masih adanya kebijakan impor tembakau dari pemerintah pusat.

“Pak, tembakau kami meningkat, kenapa kita masih melakukan impor tembakau,” ujar Ganjar.

Ganjar pun menilai ada baiknya Indonesia membuat semaacam tobbaco center yang berperan melakukan riset terhadap hasil tembakau petani Indonesia. Dari hasil riset itu, tembakau khas Indonesia tidak bisa dicuri negara lain dan membuat kualitas tembakau asli Indonesia, seperti Indonesia, menjadi unggulan.

Dengan adanya tembakau unggulan yang tidak mampu ditiru negara lain, sudah pasti tembakau impor yang masuk ke Indonesia pun tidak bisa menandingi tembakau asli Indonesia.

Senada disampaikan tokoh masyarakat Temanggung, Sutopo, yang menilai regulasi impor tembakau harus memiliki aturan yang jelas. Jangan sampai, adanya tembakau impor justru membuat tembakau asli Indonesia jadi kalah bersaing di pasaran.

“Jika negara lain penghasil tembakau yang besar mengirim hasil produksinya untuk Indonesia, maka bagaimana nasib hasil tembakau rakyat Indonesia?” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya