Jateng
Jumat, 11 Agustus 2023 - 14:06 WIB

Dilema Tembakau Srintil, Si Emas Hijau Temanggung yang Ditanam di Negara Lain

Anselma Ivana Ayu  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tangkapan layar Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, saat berbincang dengan petani tembakau. (Youtube Espos Indonesia)

Solopos.com, SEMARANG — Tak hanya menyajikan kesejukan dan keindahan alam, Kabupaten Temanggung di Jawa Tengah (Jateng), juga menjadi habitat tanaman tembakau berkualitas. Di antara tembakau berkualitas asal Temanggung, ada satu yang cukup populer, yakni Srintil.

Tembakau Srintil saat ini menjadi jenis tembakau yang disebut-sebut punya kualitas terbaik dan termahal di dunia. Dikutip dari berbagai sumber, Srintil berasal dari kata “sri-ne” dan “ngintil”. Sri diambil dari nama Dewi Sri yang dianggap sebagai simbol keberuntungan, sedangkan “ngintil” memiliki makna mengikuti.

Advertisement

Dengan demikian, Srintil dapat diartikans ebagai tembakau yang diikui dengan keberuntungan. Keberadaan tembakau Srintil ini pun menjadi lambang kemakmuran petani Tembakau di Temanggung, Jateng, yang selalu diselimuti keberuntungan karena tanahnya ditumbuhi tembakau jenis ini.

Terlebih lagi, Srintil ini sejatinya merupakan tanaman tembakau jenis kemloko yang ditanam dengan menggunakan berbagai teknik yang bagus, seperti tidak dicampur varietas lain, kadar tanah dan air yang tidak terlalu banyak dan lain sebagainya. Bahkan, konon teknik menanam tembakau semacam ini pun tidak dilakukan di negara lain dan hanya di Indonesia, khususnya Temanggung.

Advertisement

Terlebih lagi, Srintil ini sejatinya merupakan tanaman tembakau jenis kemloko yang ditanam dengan menggunakan berbagai teknik yang bagus, seperti tidak dicampur varietas lain, kadar tanah dan air yang tidak terlalu banyak dan lain sebagainya. Bahkan, konon teknik menanam tembakau semacam ini pun tidak dilakukan di negara lain dan hanya di Indonesia, khususnya Temanggung.

Meski demikian, belakangan muncul dilema bagi pertanian tembakau di Jateng. Hal ini menyusul ditemukannya produksi tembakau Srintil yang juga dibudidayakan di luar negeri.

Dilansir dari kanal Youtube Espos Indonesia berjudul Ganjar & Dilema Pertanian Tembakau Jateng: Srintil Termahal Temanggung Ditanam Negara Lain, tembakau Srintil konon juga dibudidayakan di negara lain, yakni Tiongkok. Hal itu berdasarkan pengakuan seorang tokoh masyarakat Temanggung, Sutopo, yang mengaku pernah mendapati varietas ini turut dikembangkan di Provinsi Yunan, Tiongkok. Tembakau asal Temanggung itu dibudidakan di lahan seluas 200 hektare, di ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Advertisement

Proteksi

Senada disampaikan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, yang menyebut tembakau asli Temanggung perlu dilindungi agar tidak mudah diklaim negara lain. Ia pun menilai perlu adanya diskusi dengan para pengambil keputusan seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Kesehatan, Kementerian Keuangan, dan lain-lain untuk memproteksi komoditas pertanian asli Indonesia itu.

“Kita kan tidak pernah tahu di negara lain apakah itu ditanam begitu saja, ataukah kemudian mereka melakukan riset untuk mengembangkan produksi yang jauh lebih baik lagi. Maka, kalau kita melihat seperti itu jangan sampai kekayaan kita yang bagus, yang hebat itu dicuri oleh negara lain,” ujar Ganjar dalam video yang diunggah di Youtube Espos Indonesia.

Advertisement

Ganjar menambahkan dari data yang diterimanya produksi tembakau di Jateng mengalami kenaikan sekitar 30 persen pada tahun 2016, dengan luas area tanam mencapai 42.700 hektare. Sedangkan pada tahun 2021, luas area meningkat menjadi 55.600 hektare, dengan hasil produksi mencapai 98 persen.

Sedangkan dari daerah penghasil, tembakau masih banyaak dihasilkan dari Kabupaten Temanggung, dengan luas area tanam mencapai 18.640 hektare dan produksi mencapai 597,77 ton pada 2021.

Dari produksi yang terus meningkat itu, Ganjar mengaku masih menerima keluhan dari para petani tembakau. Keluhan itu tidak terlepas dari masih beredarnya tembakau impor atau yang beraasal dari luar negeri.

Advertisement

“Pak [produksi]tembakau kami meningkat, kenapa kitaa masih melakukan impor tembakau,” ujar Ganjar menirukan keluhan dari para petani.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif