SOLOPOS.COM - Persiapan peserta Dugderan sedang melakukan gladi bersih di Balai Kota Semarang, Senin (20/3/2023). (Solopos.com-Ponco Wiyono)

Solopos.com, SEMARANG — Selama dua hari ke depan, terhitung sejak Senin (20/3/2023), Kota Semarang, akan menggelar prosesi Dugderan sebagai tradisi tahunan untuk menyambut bulan suci Ramadan.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang, Wing Wiyarso, mengatakan prosesi Dugderan akan dimulai dengan pawai atau kirab. Sedangkan, acara puncak akan digelar pada hari Selasa (21/3/2023).

Promosi Kredit BRI Tembus Rp1.308,65 Triliun, Mayoritas untuk UMKM

“Sebagaimana yang biasa digelar H-2 sebelum puasa yaitu karnaval Dugderan anak-anak SMP se-Kota Semarang. Itu akan dilakukan hari ini, nanti sore akan diadakan prosesi pawai dari Simpang Lima hingga taman Indonesia Kaya mulai jam 15.00 WIB hingga sebelum Maghrib,” terang Wing Wiyarso, Senin.

Wing melanjutkan, sejarah Dugderan dimulai sejak tahun 1881 Masehi oleh Kanjeng Raden Mas Arya Adipati Purbaningrat sebagai Bupati Semarang waktu itu. “Sedangkan Dugderan tahun ini, Pemerintah Kota Semarang mengambil tema, ‘Simpul Penguatan Kemajemukan Budaya Menuju Pemulihan Ekonomi’. Tema ini mengandung arti kebangkitan perekonomian masyarakat Kota Semarang setelah pandemi covid berakhir,” urainya.

Dikatakan Wing, jika pada tahun-tahun sebelumnya dalam prosesi Dugderan terdapat drumband, tahun ini berbeda. Tahun ini, kirab diisi dengan karnaval pasukan bergada (kelompok atau grup prajurit) yang merupakan perwakilan dari tiap kecamatan di Kota Semarang sebanyak delapan orang, di mana setiap pasukan bergada beranggotakan 40 orang.

Ke-40 personel ini kemudian dibagi menjadi 4 (empat) kelompok pasukan Bergada yaitu; Bergada Watang Ki Ageng Pandanaran, Bergada Pedang Temeng Surohadimenggolo, dan Bergada Badui Reksanegara, serta partisipasi seluruh ibu-ibu lurah se-Kota Semarang yang tergabung dalam pasukan Bergada Sorogeni Gandewo Suromenggolo sejumlah 40 orang.

Kirab Budaya

“Proses kirab budaya Dugderan akan digelar pada Selasa 21 Maret 2023. dimulai pukul 13.00 WIB. Dengan diawali di halaman Balai Kota oleh Wali Kota Semarang yang berperan sebagai Kanjeng Raden Mas Arya Adipati Purbaningrat. Namun dikarenakan Wali kota sekarang adalah Ibu Wali kota, tentunya gelar juga akan berubah. Ibu Wali kota Semarang, nantinya akan memerankan Kanjeng Mas Ayu Tumenggung Purbodiningrum. Beliau juga yang akan mengawali melepas pawai prosesi Dugder dari halaman Balai Kota Semarang menuju Alun-alun Masjid Agung Semarang,” beber Wing.

Kirab budaya Dugderan nanti tidak menggunakan kendaraan bermesin. Semuanya menggunakan transportasi tradisional dari Balai Kota Semarang menuju Masjid Agung Semarang. Wing mengatakan, hal ini dimaksudkan selain untuk menjaga lingkungan juga mengulang memori kolektif tradisi Dugderan yang pernah diselenggarkan pada masa Bupati Semarang di era Kanjeng Raden Mas Arya Adipati Purbaningrat dengan menggunakan kanjengan atribut Kadipaten Semarang pada tahun 1881 Masehi.

Prosesi Dugder tahun ini rencana juga dihadiri oleh Wali Kota Solo dan Kepala Daerah di wilayah Kedungsepur. Di samping itu, juga akan dimeriahkan dengan pertunjukan Gatra Budaya Dugder, sebuah Drama Tari Dugder yang dikemas dengan durasi kurang lebih 10 menit berupa teatrikal yang menggambarkan bermacam-macam budaya yang ada di Kota Semarang seperti China, Arab, dan Jawa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya