SOLOPOS.COM - Ilustrai pergerakan tanah yang brpotensi memicu bencana alam tanah longsor. (Antara-Ahmad Fikri)

Solopos.com, SEMARANG — Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mencatat ada 14 daerah di Jateng yang wilayahnya rawan tanah gerak atau longsor karena terindikasi memiliki keretakan tanah kategori menengah hingga tinggi. Dinas ESDM Jateng pun telah mengirim surat edaran kepada 14 kepala daerah tersebut agar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi terjadinya bencana.

Kepala Bidang (Kabid) Geologi dan Air Tanah Dinas ESDM Jateng, Heru Sugiharto, mengatakan 14 kabupaten/kota tersebut harus melakukan mitigasi bencana selama musim penghujan tahun 2022. Ke-14 daerah itu antara lain Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Batang, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Magelang, Temanggung, Blora, Jepara, Tegal, dan Kota Semarang.

Promosi BRI Meraih Dua Awards Mobile Banking dan Chatbot Terbaik dalam BSEM MRI 2024

“Kita sudah kirimkan surat edaran kepada 14 kepala daerah karena wilayah mereka curah hujan tinggi dan berpotensi menimbulkan gerakan keretakan tanah kategori menengah sampai tinggi,” ujar Heru kepada wartawan, Selasa (20/9/2022).

Heru pun menyampaikan berdasarkan prakiraan cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di bulan September curah hujannya diprediksi sekitar 301-400 milimeter per bulan. Oleh karenanya, ke-14 daerah di Jateng yang memiliki lereng perbukitan curan memiliki tingkat keretakan tanah yang sangat tinggi atau rawan bencana tanah gerak.

Lebih lanjut, dari belasan daerah itu wilayah Banjarnegara dan Purbalingga dilihat rawan terjadi bencana longsor. Hal itu dikarenakan kontur tanah yang didominasi perbukitan.

Baca juga: Sakit Tak Bisa Jalan, Lansia Meninggal Tertimbun Tanah Longsor di Banyumas

“Ditambah lagi di sana ada pertumbuhan penduduk. Kebutuhan lahan kosong juga dihuni masyarakat. Jadi seberapa derajat kemiringan lerengnya itu sangat berpengaruh,” tetang dia.

Heru mengimbau kepada bupati/walikota di 14 daerah guna menyiapkan sejumlah sarana infrastruktur untuk antisipasi bila terjadi bencana tanah gerak. Termasuk memasang early warning system (EWS).

Selain itu, mengimbau masyarakatnya untuk mengiatkan ronda keliling apabila hujan deras mengguyur selama dua jam.

Baca juga: Bencana Tanah Bergerak Landa Wilayah Bogor, Belasan Rumah Rusak

“Karena kita juga terhubung dengan BPBD [Badan Penanggulangan Bencana Daerah]. Kalau ada informasi masuk kita cepat bergerak. Kita imbau kepala daerah melakukan penataan lahan. Terutama mengerjakan penutupan rekahan tanah. Untuk masyarakatnya sudah terdidik sendirinya ternyata, ketika hujan masyarakat beri peringatan mengungsi sebentar. Ini sudah berlangsung dengan baik,” jelasnya.

Berdasarkan catatan BPBD Jateng, ada sekitar 390 EWS tanah gerak yang tersebar di tiap kabupaten/kota. Kendati demikian, dari ratusan EWS itu tidak semuanya berfungsi secara optimal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya