Jateng
Senin, 2 September 2019 - 09:50 WIB

Dinkes Jateng Prioritaskan AKI, AKN dan Stunting

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarangpos.com, SEMARANG — Sejumlah permasalahan mengenai kesehatan yang terjadi di masyarakat menjadi prioritas penanganan jajaran Dinas Kesehatan Jawa Tengah bersama pihak terkait.

“Saat ini Jateng masih memiliki masalah prioritas kesehatan yaitu Angka Kematian Ibu [AKI], Angka Kematian Neonatal [AKN], stunting, penyakit menular dan tidak menular, serta mutu dan cakupan imunisasi,” papar Kepala Dinkes Jateng Yulianto Prabowo sebagaimana dipublikasikan Kantor Berita Antara, Minggu (1/9/2019).

Advertisement

Ia menyebutkan bahwa AKI merupakan angka kematian ibu pada masa kehamilan, bersalin dan nifas dengan hitungan rasio berdasarkan jumlah kelahiran sekitar 80 per 100.000 kelahiran hidup di Jateng. Menurut dia, jumlah tersebut sebenarnya jauh lebih rendah, dibandingkan AKI di Indonesia yang mencapai 300 per 100.000 kelahiran hidup.

“Umumnya penyebab AKI ini karena adanya perdarahan pada waktu persalinan, hingga keracunan dalam kehamilan,” ujarnya.

Saat menyampaikan paparan Evaluasi Tengah Tahun Pembangunan Kesehatan 2019, Yulianto berharap bisa diketahui sejauh mana capaian yang sudah diraih dan mana yang belum dan hasil yang sudah tercapai, bisa terus ditingkatkan sementara hasil yang belum tercapai, dapat terus dikejar dengan maksimal. Ia mengungkapkan jumlah AKI di beberapa kabupaten/kota di Jateng masih cukup tinggi sehingga pihaknya berharap para semester II 2019 bisa menekan dan mengendalikan angka tersebut.

Advertisement

“Termasuk angka kematian yang disebabkan kesakitan, antara lain penyakit demam berdarah, serta kasus lain yang masih tinggi harus ditekan. Termasuk HIV/AIDS, serta TBC. Kita ingin kasus yang ada, dapat kita temukan semua sehingga bisa diobati,” katanya.

Sejauh ini, lanjut dia, pihaknya cukup kesulitan dalam pendataan atau menemukan penderita TBC. “Hal itu disebabkan minimnya pengetahuan masyarakat tentang TBC dan selama ini, masyarakat seringkali menganggapnya sebagai batuk biasa sehingga itu perlu kita tingkatkan juga edukasi masyarakat tentang jenis penyakit termasuk TBC,” papar Yulianto.

Peningkatan derajat kesehatan masyarakat, tidak hanya menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Pemerintah saja, tetapi juga menjadi tanggung jawab kita semuanya. Struktur dan tata kerja yang baru di lingkungan Dinkes diharapkan dapat meningkatkan harmonisasi hubungan kerja sehingga dapat meningkatkan keterpaduan program prioritas yang melibatkan pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota, swasta, organisasi profesi, institusi pendidikan tenaga kesehatan, masyarakat, lembaga swadaya masyarakat dan lain-lain.

Advertisement

“Koordinasi dan evaluasi perlu dilakukan untuk menuntaskan permasalahan kesehatan di Jateng, dan membangun komitmen dengan kabupaten/kota dalam rangka mencapai target indikator RPJMD dan renstra,” ujarnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif