Jateng
Rabu, 15 Februari 2023 - 13:20 WIB

Dinkes Jateng Temukan 647.093 Kasus Diabetes Melitus di 2022, Terbanyak Rembang

Adhik Kurniawan  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengecekan darah untuk diabetes (Freepik)

Solopos.com, SEMARANG — Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mencatat ada sebanyak 647.093 kasus diabetes melitus di wilayahnya sepanjang tahun 2022. Dari ratusan ribu kasus tersebut, terbanyak berada di Kabupaten Rembang dengan temuan 44.598 kasus diabetes melitus.

Hal itu disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Jateng, Rahmah Nur Hayati, kepada Solopos.com, Selasa (15/2/2023). Ia mengatakan, awalnya kasus diabetes melitus di Jateng fluktuatif atau naik-turun dari 2018 hingga 2021.

Advertisement

“Iya [2018-2021], fluktiatif diangka 400.000 sampai 500.000. Tapi tahun 2022 ini naik lagi cukup tinggi, sampai sekitar 600.000-an,” kata Rahmah melalui Sub Koordinator Penyakit Tak Menular dan Menular, Arfian Nevi.

Lebih lanjut, pada temuan kasus diabetes melitus tahun 2022 kemarin, kasus tertinggi tercatat di Kabupaten Rembang, Kabupaten Tegal, dan Kota Semarang. Sedangkan temuan terendah berada di Kota Magelang, Kabupaten Karanganyar, dan Kota Salatiga.

“Rembang tertinggi di tahun 2022, ada 44.598 kasus diabetes melitus. Kalau tahun lalu [2021], Kota Semarang yang tinggi, ada 48.699 kasus,” bebernya.

Advertisement

Dinkes Jateng juga mengungkapkan ada sejumlah faktor yang memicu seorang terkena penyakit diabetes melitus. Hal itu mulai dari gaya hidup yang tak sehat, kurangnya aktivitas, hingga stres berkelanjutan.

“Diabetes melitus berawal dari gaya hidup tak sehat, makananya terlalu banyak gula misalnya. Padahal kan untuk masyarakat umum, kebutuhan gula itu maksimal 4 sendok sehari. Terus aktivitas kurang, minimal olahraga 30 menit sehari. Kemudian stes itu perlu dikelola. Apalagi kalau sudah stres, makannya enggak dijaga, ditambah olahraga kurang, tambah bahaya, bisa meningkatkan risiko,” katanya.

Dinkes Jateng pun berharap masyarakat di 35 kabupaten/kota lebih bisa menjaga gaya hidup, olahraga rutin, dan mengelola stres dengan baik. Sebab, fenomena saat ini masyarakat sudah jarang menerapkan hal tersebut sehingga kasus diabetes melitus makin naik signifikan.

Advertisement

“Harapan kami, ya bisa memperhatikan tiga faktor itu tadi. Agar bisa hidup sehat jauh dari segala penyakit, tak hanya diabetes melitus,” pintanya.

Salah seorang warga asal Mangkang, Semarang, Olga Elvia, 27, mengamini bila gaya hidup, olahraga rutin, dan mengelola stres menjadi dasar menjaga diri agar tak terkena penyakit. Ia pun mengaku selalu menjaga keseimbangan dari tiga perilaku tersebut.

“Tiga itu tak kelola, tapi mungkin tiap orang porsinya beda-beda. Kalau saya, olahraga enggak rutin tiap hari, satu pekan dua kali. Terus makanan manis masih, soalnya suka, tapi tak imbangi dengan makan sayur. Kelola stres, biasanya sebulan sekali pergi liburan,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif