SOLOPOS.COM - Calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar saat menghadiri acara Diskusi dan Kalibrasi Mengupas Pikiran Capres-Cawapres 2024 bersama mahasiswa Jateng-DIY di GOR Jatidiri Semarang, Minggu (24/12/2023) sore.

Solopos.com, SEMARANG — Calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN) menggelar acara Diskusi dan Kalibrasi Mengupas Pikiran Capres-Cawapres 2024 Bersama Mahasiswa Jateng-DIY di GOR Jatidiri, Kota Semarang, Minggu (24/12/2023) sore. Sebelum diskusi berlangsung, pembawa acara, Habil Marati, mengaku sempat kesulitan mendapatkan izin penyelenggaraan acara.

“Kami dimata-matai. Dihalang-halangi, padahal acara [diskusi] ini digagas mahasiswa, disiapkan sejak dua bulan lalu,” ujar Habil saat memberikan pematik diskusi.

Promosi Indeks Bisnis UMKM BRI: Ekspansi Bisnis UMKM Melambat tapi Prospektif

Kendati acara sudah disiapkan dua bulan lalu, politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu mengaku izin acara sulit keluar. Bahkan, izin penyelenggaraan diskusi baru keluar sehari sebelum acara atau Sabtu (24/12/2023).

“Sulit sekali melaksanakan ini [diskusi]. Kita dimata-matai, dihalangi. Bahkan izinya baru keluar kemarin [Sabtu],” akunya.

Oleh sebab itu, Habil menilai demokrasi di Indonesia belum membahagiakan semua kalangan. Oleh karenanya, dalam diskusi ini para mahasiswa mengupas tuntas isi pikiran capres-cawapres Anies-Muhaimin atau AMIN untuk memperjelas gagasan sekaligus visi misi yang digaungkan.

“Mahasiswa yang hadir di sini berbagai latar belakang. Ada anak petani, anak nelayan, anak veteran, anak guru, anak ulama, anak polisi. Tapi tidak ada anak presiden,” bebernya.

Sementara itu, Anies Baswedan, dalam sesi diskusi bareng mahasiswa, salah satu topik yang dibawakan yakni ingin membuat negara demokrasi yang sehat dengan ruang gagasan terbuka. Tujuannya agar segala kebijakan-kebijakan yang digelontorkan dapat berjalan secara sehat di masyarakat.

“Maka selama kampanye kita percaya diskusi gagasan, karena di baliknya karya ada narasi. Narasi ada gagasan. Kalau enggak ada itu [diskusi, gagasan, dan narasi] ujung-ujungnya kerja, kerja, kerja. Wakanda No More, Indonesia Forever,” ujar Anies.

Sedangkan cawapresnya, Muhaimin Iskandar, saat sesi diskusi bersama mahasiswa di antaranya menilai revolusi mental yang dilakukan selama 10 tahun ini telah gagal. Ia pun memakai istilah “slepet” miliknya untuk membasmi kegagalan-kegagalan itu di masa mendatang.

“Yang lebih tepat dari slepet itu revolusi. Tapi revolusi agak kacau semenjak revolusi mental tidak berjakan baik. 10 tahun ini revolusi mental jadi revolusi mental. Makanya saya jadikan slepet istilahnya. kemisikinan, korupsi pembuatan aturan rumit, akar masalahnya harus di-slepet,” kata Muhaimin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya