Jateng
Rabu, 28 Juni 2023 - 12:21 WIB

Disnakkeswan Jateng: Daging Sapi Kurban Bergejala LSD Ringan Masih Bisa Dimakan

Adhik Kurniawan  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi daging sapi. (Freepik)

Solopos.com, SEMARANG — Daging sapi kurban yang terkena virus Lumpy Skin Disease (LSD) ternyata masih diperbolehkan untuk dikonsumsi. Syaratnya, kondisi penyakitnya harus tidak parah.

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Agus Wariyanto, Rabu (28/6/2023). Kendati boleh dikonsumsi, warga sebaiknya tetap berhati-hati saat makan daging sapi yang terkena LSD.

Advertisement

“Kalau ada ternak sapi yang dikurbankan terus ternyata terkena penyakit LSD, itu masih sah dipotong. Kalau sakitnya hanya sepintas, ya tetap sah-sah saja. Enggak apa-apa karena yang boleh dipotong itu sapi yang kena gejala LSD ringan atau yang belum borokan dan tidak bopeng. Tapi tetap berhati-hati,” terang Agus.

Kehati-hatian yang dimaksud, lanjut Agus, jeroan sapi perlu direbus dahulu sebelum dikonsumsi. Tujuanya supaya tidak gampang membusuk sekaligus memudahkan saat proses pembagian kepada warga kurang mampu.

Guna memastikan kesehatan pada hewan kurban, Agus telah memerintahkan tim medis untuk memperketat pengawasan pada lalu lintas pengiriman sapi di perbatasan Jatim dan Jabar.

Advertisement

Para petugas sudah mulai diterjunkan sejak H-7 Iduladha untuk memeriksa antimortem. Pihaknya memperketat pengawasan di 10 pos pemantau perbatasan dengan rutin mengecek SKKH dari daerah asal hewan kurban.

“Hewan kurban yang masuk ke Jateng mayoritas jenisnya sapi Madura,” katanya.

Terkait sapi presiden, Agus mengaku pihak Istana Kepresidenan memesan 10 sapi kurban dari Jawa Tengah. Sapi kurban yang dipesan rata-rata seberat 1 ton.

Advertisement

“Kami juga melayani pesanan dari Istana Kepresidenan, ada 10 ekor sapi untuk keperluan kurban. Beratnya rata-rata 1 ton,” akunya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, kebutuhan hewan kurban di Jateng untuk Iduladha biasanya mencapai 372.000 ekor (berdasarkan pengalaman tahun kemarin). Saat ini, di Jateg sudah tersedia sekitar 400.000 ekor.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif