Jateng
Sabtu, 3 November 2018 - 12:50 WIB

Duh, 30% Desa Wisata di Jateng Mati Suri

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarangpos.com, SEMARANG — Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Jawa Tengah (Jateng) mencatat sekitar 30% desa wisata di wilayahnya mengalami mati suri. Mereka seakan tidak bergeliat mempromosikan pariwisata di daerahnya dan menarik wisatawan.

Hal itu disampaikan Kepala Disporapar Jateng, Urip Sihabudin, saat menghadiri acara media gathering di kantor Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng, Kota Semarang, Jumat (2/11/2018). Urip menyebutkan saat ini total ada sekitar 235 desa wisata yang terdaftar dalam data Pemprov Jateng.

Advertisement

“Banyak sekali desa wisata di sini yang harus mulai belajar melakukan packaging [pengemasan]. Kita harus mengajarkan kepada mereka bagaimana cara mengemas acara yang menarik, menghibur wisatawan, dan promosi kepada khalayak ramai,” ujar Urip.

Urip menyebut selama ini ada banyak pengelola desa wisata yang tidak bisa mengemas sebuah acara wisata dengan menarik. Jangankan membuat acara, dalam membuat suatu desain leaflet saja mereka terkesan tidak menarik, sehingga tak mampu menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke desanya.

Kondisi ini pun membuat pihaknya terus melakukan pelatihan kepada para pengiat desa wisata. Para pengiat desa wisata itu diajari cara mengemas acara yang baik, lalu mempromosikan ke media sosial (medsos).

Advertisement

Urip menambahkan desa wisata yang tak berkembang itu ada di hampir semua kabupaten di Jateng. Para pengelola di desa itu memang bukannya tidak pernah menggelar event untuk menarik wisatawan ke daerahnya.

Lebih lanjut, Urip mengatakan ada sekitar 20 desa wisata di Jateng yang bahkan tak pernah berusaha untuk mengembangkan potensi wisata. Ke-20 desa wisata itu berada di wilayah pesisir pantai utara Jateng dan Banyumas.

“Sebenarnya jumlahnya merata,di semua kabupaten ada. Sebenarnya enggak bisa dibilang mati suri, hanya stagnan. Kebanyakan tak bisa mengembangkan potensi desa wisatanya,” tutur Urip.

Advertisement

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif