SOLOPOS.COM - Sub Kordinator Penyakit Tak Menular dan Menular Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Arfian Nevi. (Solopos.com/Adhik Kurniawan).

Solopos.com, SEMARANG — Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah atau Dinkes Jateng mencatat ada sekitar 73.856 orang di wilayahnya yang didiagnosis menderitaa penyakit tuberkulosis atau TBC. Ironisnya, dari jumlah sebanyak itu sekitar 5.908 atau 7,99 persen di antaranya memutuskan untuk menghentikan proses pengobatan.

Hal tersebut diungkapkan Sub Kordinator Penyakit Tak Menular dan Menular Dinkes Jateng, Arfian Nevi, kepada Solopos.com, Rabu (31/1/2024). Ia mengatakan, angka temuan TBC lebih tinggi dari angka estimasi, yakni mencapai 85.071 orang atau 115 persen.

Promosi Digitalisasi Mainkan Peran Penting Mendorong Kemajuan UMKM

“Kemudian dari total estimasi ada sekitar 8 persen yang putus saat menjalani pengobatan,” beber Arfian.

Terkait penyebab lost to follow up, Arfian menyebut ada sejumlah faktor. Namun paling banyak ditemukan karena kejenuhan meminum obat secara runtin dan kesulitan mengevaluasi atau pindah.

“Pindah itu maksudnya mereka [yang pengobatan] pindah domisili. Jadi kesukitan di-track [ditelusuri], apakah tetap rutin periksa atau tidak. Dan ya, ada juga karena jenuh, karena pengobatan TBC kan enggak boleh putus saat minum obat. Kalau sampai putus ya ulang lagi dari awal,” jelasnya.

Sebagai upaya menekan angka lost to follow up atau berhenti menjalani pengobatan, lanjut Arfian, tiap kepala dinas kesehatan di kabupaten/kota telah diintruksikan untuk memberi edukasi dan pemahaman. Termasuk pengawasan terkait pengobatan TBC agar tak terjadi kejenuhan oleh penderita.

Sementara itu, seorang pasien yang pernah menderita TBC berinisial RPA, 27, tak menampik bila komsumsi obat secara rutin dan efek samping yang diderita membuatnya berpikir untuk berhenti pengobatan. Namun, hal tersebut tak dilakukanya hingga akhirnya dinyatakan sembuh seusai menjalani enam bulan pengobatan secara rutin.

“Iya, tiap minum selalu muntah-muntah, sampai bulan keempat. Rasanya ingin berhenti, jenuh minum obat terus setiap 3 kali sehari 5 tablet. Tapi, bagaimana lagi? Namanya ingin sembuh, terus ada dukungan juga dari orang tua dan teman-teman,” tutur perempuan asal Jepara tu.

Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah atau Pemprov Jateng terus berupaya mewujudkan Jawa Tengah bebas dari penyakit tuberculosis atau TBC pada tahun 2030. Salah satu upaya itu dilakukan dengan melakukan kolaborasi dan sinergi dengan berbagai pihak dalam penanganan TBC, khususnya temuan kasus baru TBC di masyarakat.

“Temukan saja itu butuh effort. Makanya, penanganan TBC tidak bisa parsial, tapi butuh upaya kolaboratif,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jateng, Sumarno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya