SOLOPOS.COM - Ilustrasi diabetes (Iran-daily.com)

Solopos.com, SEMARANG — Kasus diabetes melitus (DM) pada anak di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), meningkat tajam. Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang, temuan kasus DM pada tahun 2022 mencapai 377, atau naik 40 persen dari temuan kasus pada 2021, 269 kasus.

Kepala Dinkes Kota Semarang, Abdul Hakam, mengatakan diabetes melitus terbagi tipe 1 dan tipe 2. Sementara data temuan kasus itu merupakan gabungan kedua tipe itu yang terjadi pada anak di Kota Semarang.

Promosi BRI Group Berangkatkan 12.173 Orang Mudik Asyik Bersama BUMN 2024

Secara terperinci, temuan DM pada anak tahun 2021 terdiri dari 27 kasus DM tergantung insulin dan 242 kasus DM tidak tergantung dengan insulin. Sedangkan pada 2022, DM yang tergantung insulin mencapai 33 kasus, sedangkan yang tidak tergantung insulin mencapai 344 kasus.

Hakam menjelaskan bahwa DM tipe 1 menyerang anak-anak dengan autoimun sejak lahir mengakibatkan kelainan di pankreas. Padahal, pankreas memproduksi insulin.

“Kalau insulinnya tidak bisa terproduksi pasti gula darahnya tinggi. Karena itu, membutuhkan insulin supaya kadar gula darah atau dari makanan yang dikonsumsi menjadi glukosa. Glukosa dibutuhkan sel bagi penderita DM untuk tenaganya,” jelasnya.

Oleh karena pankreas mengalami gangguan atau kerusakan yang membuat tidak bisa memproduksi insulin, maka dibutuhkan insulin dari luar yang dimasukkan dengan cara disuntik.

“Makanya, jangan heran ada anak kecil sudah harus menyuntik insulin sebelum makan. Karena [insulin] itu dibutuhkan supaya ketika dia makan jadi glukosa dan itu masuk ke dalam sel-sel dalam tubuhnya,” katanya.

Untuk DM tipe 2, ia mengatakan semula banyak ditemukan pada orang dengan usia 60 tahun ke atas. Akan tetapi, belakangan ini banyak temuan kasus DM tipe 2 pada anak atau usia muda.

“Semakin ke sini, angka usia [penderita DM tipe 2] tambah maju. Karena pola hidup, pola makan tidak dilakukan secara sehat. Inginnya mager [malas gerak], makan enak,” jelasnya.

Apalagi, kata dia, layanan kuliner sekarang ini sudah sedemikian maju yang memungkinkan cukup memesan makanan lewat daring, tanpa perlu ke gerai penjualnya.

“Pola-pola seperti ini diperbaiki. Pola hidup milenial, pola makannya. Bagaimana badan tetap sehat terjaga keseimbangan gizinya, diimbangi dengan aktivitas. Jadi, benar-benar seimbang,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya