SOLOPOS.COM - Ilustrasi imunisasi polio pada anak. (Dok Solopos)

Solopos.com, SEMARANG — Pemerintah saat ini tengah gencar menggelar imunisasi polio kepada anak di Indonesia, tak terkecuali di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng). Kendati demikian, gelombang penolakan masih saja terjadi dari sebagian kecil orang tua yang menolak anaknya mendapat suntikan atau vaksin untuk imunisasi polio.

Fenomena itu terjadi di Puskesmas Rowosari, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng). Kepala Puskesmas Rowosari, Mukti Setiawan, mengaku masih ada orang tua di wilayahnya yang menolak anaknya diberi imunisasi polio.

Promosi Kisah Petani Pepaya Raup Omzet Rp36 Juta/bulan, Makin Produktif dengan Kece BRI

“Memang benar, beberapa guru mengatakan ada orang tua yang menolak [anak] diimunisasi. Kemudian, kami buatkan form tanda tangan penolakan kepada orang tua karena tetap tidak mau meski sudah diedukasi,” ujar Mukti saat dijumpai Solopos.com, Selasa (16/1/2024).

Mukti menceritakan, penolakan tersebut terjadi pada hari kedua pelaksanaan imunisasi polio secara serentak di Kota Semarang, Selasa ini. Sementara saat pelaksanaan hari pertama atau Senin (15/1/2024), berjalan lancar atau tanpa penolakan.

“Sampai hari kedua ini sudah ada dua orang tua yang menolak. Hari ini [penolakannya], kemarin saat hari pertama enggak ada. Alasan mereka menolak imunisasi karena semacam aliran. Mereka [orang tua yang menolak] mengaku anaknya tidak butuh vaksin dan tetap sehat tanpa vaksin,” bebernya.

Saat ditanya apakah aliran yang dimaksud itu berkaitan dengan radikalisme, Mukti mengaku tidak tahu. Termasuk apakah para orang tua menolak karena menilai vaksinasi polio haram, ia juga tidak mengetahui secara pasti.

“Enggak tahu saya. Tapi lingkungan kami memang ada seperti itu dan banyak sih. Rata-rata hanya 95 persen yang mau,” ujarnya.

Selain penolakan karena aliran, imbuh Mukti, kendala kedua yakni ada anak yang sakit sehingga tidak bisa diimunisasi. Namun, pihaknya memberi opsi lain berupa penangguhan bagi mereka yang tak bisa diimunisasi karena sakit.

“Dan yang belum divaksin ini bukan menolak ya. Mereka lagi sakit makanya enggak bisa divaksin. Jadi nanti bisa datang ke layanan kesehatan pas sudah sembuh untuk diimunisasi,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Pukesmas Pandanaran, Aprilia Mahatmanti, kendala yang dialami hanya pada anak yang sakit sehingga tak bisa diimunisasi. Namun jumlah anak sakit itu diklaim sedikit atau tidak banyak.

“Alhamdulillah kalau penolakan di kami tidak ada. Paling di sekolah ada anak yang enggak berangkat karena sakit, sehingga tidak bisa menerima imunisasi polio,” tuturnya.

Sekadar informasi, imunisasi polio di Kota Semarang menyasar sekitar 202.956 anak. Vaksin diberikan untuk anak usia 0-7 tahun 11 bulan 29 hari, tanpa memandang status imunisasi sebelumnya.

Sub PIN atau imunisasi polio ini juga dilakukan serentak di 35 daerah di Jawa Tengah. Langkah tersebut diambil seusai adanya temuan satu kasus positif polio di Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya