Jateng
Kamis, 6 Oktober 2022 - 14:37 WIB

Dulu Kawasan Santri, Semarang Tengah Bakal Jadi Pusat Wisata Sejarah Islam

Ponco Wiyono  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sekda Kota Semarang Iswar Aminuddin menabuh beduk tanda dibukanya Gerebek Maulud 2022 di Kelurahan Gabahan, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang, pada Kamiw (6/10/2022). (Ponco Wiyono-Solopos.com)

Solopos.com, SEMARANG — Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Semarang, Iswar Aminuddin, memproyeksikan kawasan Kecamatan Semarang Tengah menjadi kawasan wisata sejarah Islam. Hal itu disampaikan Iswar saat meresmikan acara Gerebek Maulud Nabi Muhammad SAW 2022 di Masjid Baiturrohim, Kelurahan Gabahan, Kamis (6/10/2022).

Menurut Iswar, kawasan Semarang Tengah memiliki kisah panjang dalam sejarah perkembangan agama Islam di Kota Semarang. Ada potensi yang bisa digali agar kecamatan yang terbagi dalam 15 kelurahan itu semakin menarik sebagai destinasi wisata di Kota Semarang.

Advertisement

“Bukankah balai kota dulu ada di Kanjengan? Ada juga kawasan Depok yang bermakna dulu di sana itu ada padepokan dan itu sudah ada sebelum Masjid Agung Kauman,” kata Iswar.

Pernyataan Iswar tersebut dibenarkan sejarahwan Universitas Diponegoro (Undip), Rabith Jihan Amaruli. Menurut Jihan, keberadaan masjid di Sekayu sudah ada jauh sebelum periode 1800-an.

Advertisement

Pernyataan Iswar tersebut dibenarkan sejarahwan Universitas Diponegoro (Undip), Rabith Jihan Amaruli. Menurut Jihan, keberadaan masjid di Sekayu sudah ada jauh sebelum periode 1800-an.

“Bahkan jauh sebelum Masjid Demak dan Masjid Kauman Semarang, jadi ada kemungkinan Semarang kuno merupakan kawasan santri,” ujar Jihan.

Baca juga: Kecamatan Terkecil di Semarang, Luas 5,17 Km Persegi, Punya Banyak Mal

Advertisement

“Terutama sebelum Belanda datang dan membangun Kota Semarang yang modern. Eksistensi Kiai Saleh Darat sebagai guru Kiai Hasyim Asy’ari dan Kiai Ahmad Dahlan bisa menegaskan hal itu,” sambungnya.

Sementara itu, untuk mewujudkan Semarang Tengah sebagai kawasan wisata sejarah Islam, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang terus melakukan perbaikan infrastruktur. Iswar pun berharap perayaan hari-hari besar Islam seperti Gerebek Maulud bisa lebih sering dilakukan dan lebih meriah.

Baca juga: Berawal dari Penelitian, Dosen UKSW Bikin Batik Motif Matematika Bernama Odema

Advertisement

“Biar Pak Camat nanti membahas anggarannya, jadi perayaan di tahun-tahun mendatang semakin besar dan membuat semangat takmir-takmir masjid daerah lain,” tukas Iswar.

Pada perayaan Gerebek Maulud tahun ini, panitia menggelar pasar murah untuk rakyat dan tes kesehatan gratis untuk warga sekitar selama tiga hari, sejak Kamis-Sabtu (8/10/2022).

“Puncaknya Sabtu nanti, akan ada arak-arakan gunungan, diskusi sejarah, lalu pengajian akbar oleh Habib Jafar Al Musawa, dan kirab budaya yang melibatkan rekan-rekan Tionghoa juga, karena Gabahan ini dulunya merupakan pecinan,” kata seorang panitia, Muhammad Rifai.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif