SOLOPOS.COM - Jajanan khas Rembang, Dumbeg. (Instagram)

Solopos.com, REMBANG — Berkunjung ke Kabupaten Rembang, Jawa Tengah (Jateng), tak lengkap rasanya jika tidak mencoba makanan atau jajajan khas daerah tersebut, yakni dumbeg. Dumbeg merupakan jajanan khas Rembang yang bentuknya lonjong mengerucut dengan lilitan daun lontar melingkar dari atas sampai bawah.

Tak hanya jadi jajanan favorit warga, dumbeg rupanya juga penuh dengan nilai-nilai filsafat atau filosofi. Makanan yang diperkirakan sudah ada sejak ratusan tahun lalu ini konon juga menjadi jajanan favorit pada zaman Walisongo. Hingga saat ini jajanan dengan rasa legit ini masih sangat mudah dijumpai di Rembang atau di kota-kota sekitarnya. Bentuk dumbeg yang lonjong mengerucut ternyata juga mempunyai makna filosofis.

Promosi Simak! 5 Tips Cerdas Sambut Mudik dan Lebaran Tahun Ini

Dilansir dari berbagai sumber, menurut sejarawan asal Rembang, Edi Winarno, dumbeg berkaitan erat dengan keseburan lelaki. Bentuknya yang lonjong dan dibungkus daun lontar bisa dimaknai sebagai salah satu simbol kesuburan bagi laki-laki.

Bentuknya yang panjang diartikan sebagai lingga atau alat kelamin laki-laki. Selain itu, makanan ini sering disajikan bersama dengan jadah genduk, yang bentuknya seperti yoni atau alat vital perempuan. Keduanya ini merupakan simbol dari kesuburan sebuah wilayah.

Selain itu, ada juga yang menyebut jika dumbeg juga memiliki makna religius yang dalam. Mulai dari lontar sebagai pembungkusnya yang diartikan sebagai penanda adanya sifat tawadu dengan Sang Khalik. Diibatkan daun lontar selalu menunduk tumbuhnya. Selain itu bentuknya yang unik seperti tangga dari putaran kecil sampai besar, diibaratkan hidup harus berusaha dari hal kecil sampai besar.

Dari dumbeg bisa didapatkan filosofi bagaimana memahami perjalanan manusia untuk sampai pada kesejatian, sekaligus cara untuk memperoleh manisnya kehidupan. Semuanya dapat dijalani dengan tekun, tawadu’, bersabar, berilmu, dan bersih lahir batin.

Jika ingin merasakan makanan ini, biasanha terdapat pada momen-momen istimewa, seperti saat Lebaran dan acara mantu. Dumbeg tak pernah absen dari meja tamu. Warga biasanya membuat sendiri makanan ini, tetapi tak sedikit juga pedagang yang menjual dumbeg siap saji di pasar-pasar tradisional. Bahkan saat ini hampir di setiap tempat-tempat wisata di Rembang, warga sekitar banyak yang menjajakan dumbeg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya