Jateng
Selasa, 5 Januari 2016 - 06:50 WIB

EKONOMI JATENG : Inflasi Jateng Melonjak Menjadi 0,99 Persen

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Bisnis Indonesia)

Ekonomi Jateng pada akhir tahun lalu melonjak akibat melonjaknya harga sejumlah komoditas pokok.

Semarangpos.com, SEMARANG-Jawa Tengah menutup tahun 2015 dengan kenaikan inflasi yang cukup tinggi dari bulan sebelumnya akibat meningkatnya harga sejumlah komoditas pokok.

Advertisement

“Pada bulan Desember 2015 di Jateng terjadi inflasi sebesar 0,99 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 121,84 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan bulan November yaitu 0,23 persen,” kata Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng Jam Jam Zamachsyari di Semarang, Senin (4/1/2016).

Menurut dia, peningkatkan tersebut disebabkan oleh kenaikan harga yang ditunjukkan pada kelompok bahan makanan sebesar 3,58 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,75 persen, dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,33 persen.

Dari sisi komoditas, yang memberikan sumbangan terhadap terjadinya inflasi tersebut di antaranya bawang merah, cabai merah, telur ayam ras, cabai rawit, dan rokok kretek filter.

Advertisement

Diakuinya, untuk inflasi di Jawa Tengah ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan inflasi nasional yang mencapai 0,95 persen. Menurut dia, inflasi ini terjadi akibat dari tingginya konsumsi masyarakat terhadap komiditas pokok tersebut, ditambah lagi Jawa Tengah merupakan salah satu lokasi yang dituju selama libur akhir tahun.

Sesuai dengan data, inflasi terjadi di semua kota survei biaya hidup (SBH) di Jawa Tengah. Untuk inflasi tertinggi terjadi di Kota Semarang sebesar 1,04 persen dengan IHK 121,77.

Selanjutnya, inflasi Kota Surakarta sebesar 0,94 persen dengan IHK sebesar 119,26, Kota Kudus dan Kota Purwokerto masing-masing inflasi sebesar 0,93 persen dengan IHK 128,23 untuk Kudus dan 120,32 untuk Purwokerto.

Advertisement

Untuk inflasi terendah terjadi di Kota Cilacap yaitu sebesar 0,80 persen dengan IHK 124,37.

Meski inflasi di Jawa Tengah cukup tinggi, jika dibandingkan dengan ibu kota provinsi lain di Pulau Jawa inflasi di Kota Semarang bukan yang tertinggi. Untuk inflasi tertinggi terjadi di Serang sebesar 1,13 persen.

“Untuk Kota Semarang menempati posisi dua, diikuti dengan Yogyakarta sebesar 0,96 persen, Surabaya 0,94 persen, Bandung sebesar 0,78 persen, dan DKI sebesar 0,72 persen,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif