SOLOPOS.COM - Gedung Pelni Kota Lama kini difungsikan menjadi Restoran Raynox. (Ponco Wiyono-Solopos.com)

Solopos.com, SEMARANG – Kawasan Kota Lama di Semarang, Jawa Tengah (Jateng), memang banyak berdiri bangunan bersejarah atau memiliki nilai histori yang tinggi. Meski demikian, banyak gedung dengan nilai sejarah itu yang tidak dimanfaatkan hingga akhirnya disulap menjadi sebuah restoran, seperti bekas Gedung Pelni yang kini diubah menjadi Restoran Raynox.

Memasuki restoran ini untuk kali pertama, pengunjung bakal dibuat berdecak kagum dengan konsep yang diusung restoran sekaligus bar ini. Interior khas era kolonial yang memiliki pilar-pilar besar menjulang dan langit-langit yang jauh di atas lantai dipertahankan sekaligus dicat putih bersih bergaris emas dan ditambah ornamen berupa lampu-lampu.

Promosi BI Rate Naik Jadi 6,25%, BRI Optimistis Pertahankan Likuiditas dan Kredit

Restoran Raynox berada di bekas Gedung Pelni yang selama ini tak difungsikan, tepatnya di Jalan Empu Tantular No.27A, Kelurahan Bandarharjo, Kecamatan Semarang Utara.

Menurut Manajer Operasional Raynox, Supanji Saputra, kelebihan rumah makan ini dibandingkan restoran berkonsep modern lain adalah ada nilai historis dan keaslian bangunan.

“Kami tetap menjunjung tinggi nilai historis gedung ini, maka hanya desain interior dan berbagai sudut yang sudah dipoles saja agar tampilannya semakin bagus,” ujarnya kepada Solopos.com, Rabu (1/2/2023).

Panji, sapaan Supanji, juga mengatakan pihaknya memanfaatkan bentuk dan interior gedung untuk menawarkan rumah makan dengan konsep ellegant and classy.

Menurut Panji, pengunjung akan bisa menemukan kesan mewah begitu masuk ke ruangan utama, salah satunya adalah dinding dan pintu yang memakai busa tebal berlapis kulit di bagian luar.

“Kenyamanan pengunjung dan keawetan bangunan ini merupakan prioritas kami karena sekali lagi ini adalah gedung bersejarah. Jadi di sini adalah tempat untuk makan minum santai, diiringi alunan musik yang pelan dan menenangkan,” sambung Panji.

Dari segi pelayanan, Restoran Raynox, memberlakukan pembatasan jumlah pengunjung. Selain alasan ketertiban, Panji menyebut kebijakan itu adalah demi memberikan kenyamanan lebih kepada pengunjung.

“Jadi jika tempat makannya sudah penuh maka bisa menunggu di luar atau datang di jam yang tidak sibuk. Inilah mengapa pengunjung yang datang tidak ramai dan terkesan private,” ujarnya.

Manajer Pemasaran Raynox, Okiani Suryaningtyas Hakim, dalam kesempatan itu juga menambahkan, restoran ini dibuka di Kota Lama lantaran juga menyasar pangsa dari kalangan wisatawan menengah ke atas dan turis asing.

“Untuk menambah kenyamanan, Raynox Resto and Bar menyajikan musik bernada pelan setiap hari. Musik ini juga tidak sembarangan, jadi musik yang romantic, classic, pop dan beberapa aliran musik lain yang tidak mengganggu,” tambah Oki.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya