SOLOPOS.COM - Ilustrasi eksekusi mati (JIBI/Solopos/Dok.)

Ilustrasi eksekusi mati (JIBI/Solopos/Dok.)

Ilustrasi eksekusi mati (JIBI/Solopos/Dok.)

Eksekusi mati para terpidana kasus narkoba sudah di depan mata. Para keluarga terpidana masih tetap berharap ampunan dan belas kasihan dari Presiden Joko Widodo untuk mengampuni dan membatalkan hukuman mati terhadap anggota keluarga mereka 

Promosi BI Rate Naik, BRI Tetap Optimistis Penyaluran Kredit Tumbuh Double Digit

 

Kanalsemarang.com, CILACAP— Keluarga dua terpidana mati kasus narkoba asal Australia meminta belas kasihan kepada Pemerintah Indonesia atas eksekusi yang akan dihadapi duo Bali Nine Myuran Sukumaran dan Andrew Chan di Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

“Saya meminta Presiden [Presiden Joko Widodo] untuk menunjukkan belas kasihan. Jangan biarkan ibu dan kakak saya harus mengubur saudara laki-laki saya. Saya meminta orang-orang Indonesia untuk menunjukkan belas kasihan,” kata adik Myuran Sukumaran, Chintu Sukumaran di Cilacap seperti dikutip Antara, Selasa (29/4/2015)

Chintu mengatakan hal itu kepada wartawan saat menggelar konferensi pers di salah satu hotel Cilacap.

Menurut dia, keluarga menghabiskan beberapa jam terakhir dengan Myuran karena mereka tidak punya banyak waktu.

“Kami berbicara tentang hukuman mati. Dia tahu ini hanya sia-sia, ini tidak akan menyelesaikan apa-apa dengan obat jika sembilan orang ini [sembilan terpidana mati yang akan dieksekusi] mati hari ini, besok, bulan depan, itu tidak akan menghentikan apapun,” katanya.

Menurut Chintu, Myuran telah mengatakan kepada keluarga bahwa dia akan menjadi kuat.

Kendati demikian, dia mengatakan jika keluarga masih memiliki harapan sampai detik terakhir bahwa Presiden Joko Widodo akan melihat orang-orang itu sebagai individu dengan keluarga yang mengasihi mereka dan menunjukkan belas kasihan.

Ibunda Myuran, Raji Sukumaran mengaku tidak sanggup menghadapi kenyataan yang akan dialami anaknya.

“Aku tidak akan melihatnya lagi karena mereka [jaksa eksekutor] akan membawanya pada tengah malam dan menembaknya. Saya meminta pemerintah untuk tidak membunuhnya, jangan bunuh dia [Myuran] hari ini,” katanya sambil menangis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya