Jateng
Minggu, 28 September 2014 - 15:55 WIB

EKSPOR JAWA TENGAH : Komoditas Tekstil Masih Jadi Andalan

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Kemenperin Dorong Industri Tekstil dan Alas Kaki Lewat Gelar Sepatu Kulit dan Fesyen 2014. (JIBI/dok)

Kanalsemarang.com, SEMARANG—Ekspor Jawa Tengah masih mengandalkan komoditas tekstil dengan pangsa pasar mencapai 46% terhadap total ekspor Jawa Tengah, ujar Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Wilayah V Jateng-DIY Sutikno.

Advertisement

“Jumlah tersebut diikuti dengan ekspor kayu olahan yang pangsa pasarnya mencapai 23 persen,” ujarnya seperti dikutip Antara, Minggu (28/9/2014).

Dalam kurun waktu yang sama, negara tujuan ekspor Jateng tidak mengalami perubahan yang signifikan. Nilai ekspor dari Jateng ke Amerika Serikat menurun meski tetap yang terbesar yaitu sekitar 30% diikuti Eropa sebesar 17%.

Menurut data BI, penurunan pangsa ekspor Jateng ke AS bergeser ke Tiongkok dan Jepang. Porsi nilai ekspor Jateng ke Tiongkok naik cukup besar, dengan pertumbuhan tahunan yang naik tajam.

Advertisement

Untuk rata-rata pertumbuhan tahunan ekspor Jateng ke Tiongkok tahun 2011-2013 sebesar 69,35% atau naik tajam dibandingkan rata-rata 2005-2007 yang tercatat sebesar 14,49%.

Hal tersebut terkait degan tetap tingginya pertumbuhan ekonomi Tiongkok. Pola yang sama juga terjadi pada ekspor ke Jepang, meski dengan jumlah yang lebih kecil.

Sementara itu, ke depan, IMF memperkirakan ekonomi global diperkirakan tumbuh 3,4% di tahun 2014 dan meningkat menjadi 4% di tahun 2015. Perbaikan tersebut terutama didorong negara AS yang menjadi salah satu negara tujuan ekspor Jateng.

Advertisement

Perbaikan ekonomi juga diperkirakan terjadi pada ekonomi Jepang, sedangkan perbaikan ekonomi di Eropa diperkirakan masih terbatas. Dengan perkembangan tersebut, prospek ekspor Jateng diperkirakan masih cukup baik, kondisi tersebut tercermin pada hasil liaison yang menyatakan kondisi penjualan pada tahun depan akan lebih baik.

Menurut Sutikno, pelaku usaha masih optimis dapat mengoptimalkan pasar tradisional, sementara itu permintaan terhadap produk ekspor premium masih relatif kuat yang didukung inovasi produk dan efisiensi produksi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif