Solopos.com, SEMARANG — Fenomena El Nino sudah terjadi di wilayah Jawa Tengah (Jateng) yang ditandai dengan cuaca kemarau dan turunnya curah hujan. Kendati demikian, BMKG Stasiun Klimatologi Jawa Tengah (Jateng) menampik jika El Nino itu akan berdampak pada kekeringan panjang di sejumlah wilayah di Jateng.
Kepala BMKG Jateng, Sukasno, menyarankan kepada pemerintah kabupaten/kota di Jateng untuk mewaspadai dampak El Nino. Kendati tidak akan menyebabkan kekeringan panjang, namun El Nino bisa berisiko kebakaran hutan dan kekeringan di sejumlah wilayah.
Promosi Safari Ramadan BUMN 2024 di Jateng dan Sulsel, BRI Gelar Pasar Murah
“El Nino sudah kelihatan di bulan Juni ini. Nanti akan meningkat lagi di bulan November. Kalau kekeringan panjang enggak lah,” ujar Sukasno, Senin (18/6/2023).
Sukasno menjelaskan, kekeringan ini dapat memicu berbagai permasalahan. Mulai dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), hingga berkurangnya ketersediaan air.
“Kekeringan ini bisa memicu misalnya kebakaran hutan, makin mudahnya terjadinya kebakaran hutan, pengurangan ketersediaan air untuk tanaman dan kehidupan sehari hari termasuk di bidang pertanian suplai airnya bisa berkurang,” jelasnya.
Oleh sebab itu, BMKG Jateng merekomendasikan beberapa langkah antisipasi dampak El Nino itu. Di antaranya pengoptimalisasian infrastruktur sumber daya air hingga penghematan pengunaan air.
“Seperti daerah langganan kekurangan air itu yang perlu jadi prioritas, kedua meningkatkan optimalisasi sistem infrastruktur sumber daya air untuk memastikan tanggal operasional waduk, embung, kolam retensi dan penyimpanan air lainnya, dan pengunaannya saat musim kemarau, harus hati- hati pengunaan air agar bisa tercukupi, sehingga harus hemat,” pintanya.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
