SOLOPOS.COM - Warga Desa Muncar, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang saat membuat keripik dari biji durian. (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, SEMARANGDurian menjadi komoditas yang sangat disukai banyak kalangan. Rasanya yang legit dan aroma buahnya yang khas menjadikan buah ini dijuluki king of fruit atau raja dari segala buah.

Warga di Desa Muncar, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang ternyata tidak hanya memanfaatkan buahnya. Biji buah durian atau disebut pongge disulap oleh ibu-ibu PKK menjadi camilan keripik yang renyah dan gurih.

Promosi Kisah Petani Pepaya Raup Omzet Rp36 Juta/bulan, Makin Produktif dengan Kece BRI

Pengurus Pokdarwis Desa Muncar, Yessica Monica, mengaku ide awal pembuatan keripik biji durian karena melihat banyaknya sampah biji durian yang terbuang sia-sia. Terlebih, di Desa Muncar menjadi salah satu sentra durian.

“Masyarakat memiliki banyak pohon durian lalu dijual buahnya. Sehingga banyak sekali limbah-limbah durian tersebut, yaitu biji duriannya itu,” ungkap Yessica kepada Solopos.com, Jumat (3/3/2023).

Biji durian itu kemudian dimanfaatkan ibu-ibu PKK untuk dijadikan produk UMKM. Bahkan, keripik biji durian menjadi ikon baru di desa setempat.

“Ibu-ibu PKK bersama KKN yang ada di sini membuat keripik durian menjadi ikon yang baru untuk desa wisata Muncar,” terangnya.

Dikatakan, proses pembuatan keripik biji durian diawali dengan mencuci biji durian terlebih dahulu.

Setelah itu direndam dengan larutan garam seharian. Hal ini untuk menghilangkan getahnya. Kemudian, dipotong tipis-tipis dan langsung bisa digoreng.

“Bumbunya hanya menggunakan bawang dan garam untuk rasa original,” bebernya.

Yessica mengaku selain dibuat keripik, biji durian juga dibuat untuk pangsit. Varian rasa keripik dan pangsit durian sudah ada beberapa, di antaranya original dan pedas.

“Ini juga sedang mencoba mencari rasa baru yang cocok untuk keripik dan pangsit tersebut,” terangnya.

Yessica mengatakan keripik durian yang diberi nama biduan itu dijual dengan harga mulai Rp7.000 per kemasan (ukuran 65 gram).

Dalam sepekan, ibu-ibu PKK bisa menjual 100-1.000 kemasan. Inovasi itu cukup membantu menambah pemasukan ibu-ibu sampai ratusan ribu per bulan.

“Kami pasarkan keripik ini di tempat oleh-oleh di Kabupaten Semarang. Kami juga menerima pesanan melalui online,” terang dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya