Jateng
Senin, 16 Mei 2022 - 15:37 WIB

Empat Ekor Sapi di Rembang Dinyatakan Sembuh dari Penyakit Mulut & Kuku

Newswire  /  Sri Sumi Handayani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sapi kini rentan terserang penyakit mulut dan kuku (PMK). Untuk pencegahannya pembelian sapi dari luar daerah perlu dihentikan sementara. (ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif)

Solopos.com, REMBANG — Sebanyak empat ekor sapi di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah dinyatakan sembuh dari penyakit mulut dan kuku (PMK).

Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Rembang mencatat 13 ekor sapi terjangkit penyakit mulut dan kuku. Dari jumlah itu, empat ekor sapi dinyatakan sembuh dan lainnya masih tahap penyembuhan.

Advertisement

“Keempat ekor sapi yang sudah kembali pulih merupakan kasus pertama yang dideteksi di Kecamatan Kaliori,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Rembang, Agus Iwan Haswanto, di Rembang, seperti dilansir Antara, Senin (16/5/2022).

Sebanyak sembilan ekor sapi lainnya, kata dia, masih dalam upaya pemulihan kesehatan. Ia mengakui tercatat 13 kasus PMK yang menyerang ternak sapi milik warga di Kecamatan Kaliori, Sarang, dan Kragan hingga pekan ini.

Advertisement

Sebanyak sembilan ekor sapi lainnya, kata dia, masih dalam upaya pemulihan kesehatan. Ia mengakui tercatat 13 kasus PMK yang menyerang ternak sapi milik warga di Kecamatan Kaliori, Sarang, dan Kragan hingga pekan ini.

Petugas diterjunkan langsung ke masing-masing peternak untuk pemulihan kesehatan hewan ternak yang terjangkit PMK.

Baca Juga : Polda Jateng Sebut 237 Hewan Ternak di Jateng Terindikasi PMK

Advertisement

Ia berharap dukungan peternak untuk tidak melakukan aktivitas jual beli sapi untuk sementara waktu, terutama membeli ternak dari daerah wabah PMK.

Kasus pertama yang diketahui berawal dari peternak asal Kecamatan Kaliori membeli dua ekor sapi dari Jawa Timur.

Selang beberapa hari ternyata sakit dengan gejala klinis, seperti terjangkit PMK. Kemudian menular ke dua ekor sapi yang ada di kandang.

Advertisement

Baca Juga : Wow! Ada Wabah PMK, Harga Hewan Ternak di Jepara Malah Naik

“Pengawasan paling efektif memang pada lalu lintas ternak karena sepanjang tidak ada hewan ternak dari luar daerah, terutama dari daerah wabah dimungkinkan aman dari penularan PMK,” tutur dia.

Namun, dia tidak menampik apabila sejumlah pihak nekat membeli hewan ternak yang dijual murah dalam kondisi seperti sekarang. Dia mengakui bahwa pengawasan tidak mudah karena keterbatasan personel.

Advertisement

Untuk saat ini, pihaknya masih menunggu standar operasional prosedur yang jelas dari pemerintah pusat terkait hal itu. Nantinya, lanjut dia, bisa terjadi sinergi antardaerah agar tidak semakin menyebar ke daerah lain.

Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Rembang juga melakukan langkah antisipasi dengan mengundang peternak untuk mendapatkan sosialisasi terkait penyakit mulut dan kuku yang menyerang hewan ternak, mulai dari sapi, kerbau, domba, kambing hingga babi.

Baca Juga : Jateng Perketat Lalu Lintas Hewan Ternak dari Jatim

Selain menggelar sosialisasi, petugas di lapangan juga menyosialisasikan kepada peternak maupun pedagang hewan ternak terkait gejala klinis pada ternak yang terjangkit PMK. Kemudian, cara penularan dan penanganan agar tidak menular ke ternak lain.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif