SOLOPOS.COM - Foto udara mahasiswa dan perwakilan buruh berunjuk rasa di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (13/4/2022). (Antara/Aji Styawan)

Solopos.com, SEMARANG — Aksi unjuk rasa atau demo tengah marak digelar para mahasiswa dari berbagai daerah di Tanah Air, termasuk di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng). Meski demikian, ada sebagian mahasiswa di Kota Semarang yang enggan mengikuti aksi unjuk rasa atau demo tersebut.

Mahasiswa yang enggan ikut demo ini pun akrab dijuluki mahasiswa kupu-kupu. Kupu-kupu itu merupakan akronim dari kuliah pulang, kuliah pulang. Julukan ini bukan hanya merujuk pada mahasiswa yang enggan demo, tapi juga yang tidak tertarik untuk terlibat dengan organisasi kampus.

Promosi Video Uang Hilang Rp400 Juta, BRI: Uang Diambil Sendiri oleh Nasabah pada 2018

Kepada Solopos.com, sejumlah mahasiswa kupu-kupu yang ada di Kota Semarang ini menyampaikan alasannya tidak ikut serta dalam aksi unjuk rasa, baik yang digelar pada 11 April atau Rabu (13/4/2022). Salah satunya adalah Elvira U.K. Mahasiswi sebuah kampus perguruan tinggi swasta (PTS) yang cukup ternama di Kota Semarang ini mengungkapkan alasannya tidak ikut demo.

Baca juga: BEM Kampus di Semarang Ini Tak Mau Ikutan Demo, Ini Alasannya

Selain tidak aktif dalam organisasi kampus, Elvira mengaku kurang tertarik dengan aksi unjuk rasa atau demo, dan memilih fokus pada kuliahnya.

“Tidak ikut organisasi, saya kurang tertarik dan enggak pernah ikut demo. Terlebih besok ada kuliah yang harus saya utamakan,” ujar Elvira, Rabu.

Kendati demikian, ia berharap unjuk rasa yang digelar rekan-rekan mahasiswanya itu berjalan lancar dan tidak terjadi hal-hal yang bersifat anarkistis. Selain itu, bagi mahasiswa yang menganut agama Islam untuk tidak meninggalkan kewajibannya berpuasa.

“Meskipun demo nanti berlangsung di tengah teriknya matahari, jangan sampai meninggalkan puasa ya. Tetap menjaga perdamaian dan tidak anarkis,” imbunya.

Senada disampaikan mahasiswa kupu-kupu lainnya berinisial AR. Ia mengaku selama ini tidak aktif dalam organisasi manapun dan cenderung fokus untuk kuliah. “Alasan kenapa tidak ikut demo, yang pertama karena ini puasa. Saya paham atas kemampuan saya dan lebih mengutamakan puasa. Secara pribadi, kurang paham dengan demo dan persoalan politik. Selain itu, tugas perkuliahan juga banyak, deadline-nya besok semua,”ungkapnya.

Baca juga: Ramai Demo, Mahasiswa Kupu-Kupu Semarang Enggan Ikutan, Ini Gegaranya

Meski demikian, ia menilai demo 11 April dan yang digelar hari ini sangat menarik. Hal itu dikarenakan demo itu menyuarakan keresahan masyarakat akibat wacana politik Tanah Air yang berpotensi melanggar konstitusi. Selain itu, demo juga memuat tuntutan soal kenaikan harga sejumlah bahan pokok yang sangat penting bagi hidup masyarakat, khususnya menengah ke bawah.

Aksi unjuk rasa atau demo yang dilakukan kelompok mahasiswa di Kota Semarang sebenarnya terbilang rutin. Mereka kerap menyuarakan aspirasinya di depan Kantor Gubernur Jateng, tepatnya di Jalan Pahlawan, Kota Semarang. Tak terkecuali pada demo 11 April kemarin dan hari ini, Rabu (13/4/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya