SOLOPOS.COM - Festival balon udara Wonosobo. (Istimewa/Instagram @adityachaesar48)
Solopos.com, WONOSOBO — Bak di Cappadocia, Turki, festival balon udara kini bisa Anda nikmati di Indonesia, tepatnya di Wonosobo, Jawa Tengah.
Warna-warni balon udara menghiasi langit Alun-alun Wonosobo. Antusias warga setempat hingga luar kota juga turut menyemarakkan festival unik ini.
Menerbangkan balon udara sudah menjadi tradisi masyarakat Wonosobo saat menjelang Lebaran. Festival balon udara ini diperkirakan sejak 2006 baru ramai diadakan.
Sempat dilarang karena mengganggu penerbangan pesawat, sampai akhirnya muncul ide tradisi balon udara itu dilombakan dengan cara diikat sehingga balon tidak terbang secara liar. Tradisi tersebut hingga kini masih terus digalakkan dan semakin meriah.
Selain menjadi perayaan dan sarana hiburan, dengan diadakannya festival ini juga berfungsi sebagai ajang menyalurkan kreativitas, khususnya anak muda. Kelompok anak muda di Kabupaten Wonosobo menuangkan kreativitasnya untuk membuat balon udara yang layak diterbangkan khusus untuk festival ini.
Melansir dari jatengprov.go.id, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo terkesan dengan kekompakan dan kreativitas anak-anak muda di Kabupaten Wonosobo dalam membuat balon udara. Ia mendorong agar festival balon udara yang sudah menjadi tradisi di Kabupaten Wonosobo ini terus dilakukan.
Ia juga mengapresiasi usaha kreatif para pemuda tersebut menjadikan kegiatan yang lebih positif. Melihat proses hingga berhasil diterbangkan juga tidak semudah yang dibayangkan.
Dari pembuatan saja membutuhkan kerja sama banyak orang. Belum lagi ketika akan menerbangkan yang membutuhkan tenaga berlebih. Bahkan untuk mengisi balonnya sendiri membutuhkan waktu lebih dari 15 menit karena tergantung dengan besar kecilnya angin.
Balon udara yang akan diterbangkan biasanya diseleksi dahulu dan dipilih yang terbaik dari semua kecamatan yang ada di Kabupaten Wonosobo. Selain menerbangkan balon udara, acara lain yang turut memeriahkan acara tersebut yaitu ada berbagai pentas kesenian tradisional, seperti pertunjukan kuda lumping, tari lengger, dan bazar kuliner tradisional.