SOLOPOS.COM - Tokoh utama film dokumenter Jihad Selfie, Tengku Akbar Maulana (kanan), berbicara pada acara pemutaran film dan diskusi umum Jihad Selfie di Aula Kantor Kesbangpolinmas Jateng, Kota Semarang, Selasa (26/7/2016). (Imam Yuda Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

Film Jihad Selfie merupakan film dokumenter tentang perekrutan anggota kelompok teroris melalui jejaring sosial media.

Semarangpos.com, SEMARANG — Film Jihad Selfie besutan Noor Huda Ismail mulai diputar di beberapa kota di Indonesia. Di Semarang, film dokumenter yang menceritakan perekrutan anggota kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) itu diputar di Kantor Kesbangpolinmas Jateng, Kota Semarang, Selasa (26/7/2016) pagi.

Promosi Jaga Keandalan Transaksi Nasabah, BRI Raih ISO 2230:2019 BCMS

Selain pemutaran film, acara menonton bareng (nobar) film Jihad Selfie itu juga diisi dengan diskusi yang menghadirkan Noor Huda selaku sutradaran dan Tengku Akbar Maulana yang menjadi tokoh utama dalam film itu. Di depan puluhan penonton, Akbar—sapaan Tengku Akbar Maulana—menceritakan awal ketertarikannya bergabung dengan ISIS sehingga akhir memutuskan untuk mengurungkan niatnya itu.

“Awalnya ada beberapa teman yang sudah bergabung dengan ISIS mengunggah foto-fotonya tengah membawa senjata AK 47. Saya pikir itu sangat gagah. Enggak perlu jadi tentara atau Kopassus, mereka sudah bisa bawa senjata. Dari situ saya mulai tertarik,” terang Akbar.

Akbar mengaku hingga saat ini setidaknya sudah ada tiga kawannya asal Indonesia yang sama-sama menuntut ilmu di SMA Internasional Musthofa Germili Antolia Imam Khatip, Kayseri, Turki, yang sudah bergabung dengan ISIS. Ketiganya adalah Wildan, Zazid, dan Bagus.

Di antara ketiganya itu, hanya Zazid yang paling sering berkomunikasi dengannya di jejaring sosial. Zazid sering mengirim rekaman-rekaman video temtang ISIS melalui media sosial Youtube maupun Facebook. Sementara itu, Wildan sudah tewas dalam aksi bom bunuh diri di Irak, 2012 lalu, dan Bagus hilang tanpa kabar.

“Sebagai anak muda, saya memang sempat merasa galau dan bosan dengan rutinitas yang ada sehingga ingin bergabung dengan ISIS. Di tengah kegalauan itulah, saya bertemu dengan Mas Noor Huda di sebuah warung kebab di Turki,” beber Akbar.

Dari pertemuan itulah, akhirnya film dokumenter Jihad Selfie terbuat. Akbar yang semula menggebu-gebu untuk bergabung dengan ISIS akhirnya membatalkan niatnya setelah menjalin komunikasi dengan kedua orang tuanya di Aceh.

Ia tidak tega bergabung dengan ISIS tanpa restu orang tua. “Kenapa saya enggak jadi pergi? Karena faktor kedekatan dengan ibu. Setelah mau pergi, lihat mereka enggak kasih izin dan akhirnya saya berpikir kalau Tuhan enggak akan setuju dengan jihad yang saya ambil kalau orang tua enggak meridai. Surga kan ada di bawah telapak kaki ibu,” terang Akbar.

Kedekatan Orang Tua
Sementara itu, Noor Huda mengaku film Jihad Selfie dibuat bukan untuk menghakimi ISIS maupun kelompok radikal lain. Film ini lebih sebagai imbauan kepada orang tua agar menjalin hubungan yang erat dengan anak mereka, serta pembelajaran tentang dunia jejaring sosial.

“Faktor kedekatan orang tua bisa menjadi faktor penentu masa depan si anak, bahkan untuk kasus teroris. Kita lihat banyak remaja Indonesia yang bergabung dengan teroris karena dia tidak memiliki kedekatan dengan orang tuanya,” ujar Noor Huda.

Noor Huda yang saat ini tengah mengambil gelar doktor di Monash University, Australia, memaparkan proses pembuatan film Jihad Selfie dilakukan selama Maret 2015 hingga Juni 2016.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya