SOLOPOS.COM - Aparat polisi tengah menggelar apel di Lapangan Kaliboto, yang berdekatan dengan Desa Wadas di Purworejo, Jateng, Selasa (8/2/2022). (Solopos.com-YLBHI)

Solopos.com, PURWOREJO – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menegaskan tambang batu andesit di Desa Wadas bukan untuk keperluan komersil. Penambangan dilakukan untuk mendukung proyek strategis nasional (PSN) Bendungan Bener di Kabupaten Purworejo.

Dia membantah kabar miring adanya pemberian konsesi pengelolaan penambangan batu andesit di Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah kepada pihak ketiga. Ganjar memaparkan bahwa sesuai dengan surat dari Dirjen Mineral dan Batu Bara (Minerba), proses penambangan akan dilakukan oleh pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Peruamahan Rakyat (PUPR).

Promosi BI Rate Naik Jadi 6,25%, BRI Optimistis Pertahankan Likuiditas dan Kredit

“Karena dilakukan oleh pemerintah tidak masuk kategori pemberian izin, digunakan sendiri, bukan untuk proyek komersial,” kata Ganjar dalam pertemuan dengan forum Pimred dikutip, Sabtu (19/2/2022).

Baca juga: Siapa yang Untung dari Tambang Andesit Wadas? Ini Jawaban Ganjar

Pernyataan Ganjar menutup celah spekulasi terkait adanya pihak yang diuntungkan dalam konflik tambang andesit di Desa Wadas. Sebagai informasi, pemilik proyek Bendungan Bener adalah Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak di bawah Ditjen Sumber Daya Air PUPR. Proyek ini digarap langsung oleh tiga BUMN, yaitu PT Brantas Abipraya (Persero), PT Pembangunan Perumahan (Persero), dan PT Waskita Karya (Persero).

Pada dasarnya warga Desa Wadas tidak menolak proyek bendungan. Yang mereka tolak adalah rencana penambangan batu andesit di lahan desa seluas 64 hektare. Untuk proyek tersebut, pemerintah berencana membebaskan lahan warga selus 124 hektare di desa setempat.

Akan tetapi, sampai saat ini penambangan belum dilakukan karena masih mendapat penolakan dari warga. Bukan tanpa alasan, warga Desa Wadas yang mayoritas bekerja sebagai petani yakin penambangan akan merusak lingkungan, ekosistem, serta masa depan mereka. Itulah sebabnya sampai saat ini warga bersikukuh menolak penambangan dan enggan melepas lahan mereka yang per meternya diganti Rp120.000 untuk proyek tambang.

Baca juga: Cara Penambangan Batu Andesit di Desa Wadas Pakai Peledak?

Potensi Andesit di Desa Wadas

Lantas, mengapa tambang tersebut harus berada di Desa Wadas? Pertanyaan ini sering kali mengemuka.

Diberitakan Solopos.com sebelumnya, Kepala Bidang Pelaksana Jaringan Pemanfaatan Air Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak, Yosiandi Radi Wicaksono, mengatakan batu andesit itu dibutuhkan untuk struktur luar yang memperkuat konstruksi Bendungan Bener.

Sementara itu, dalam berbagai refensi, tanah surga di Bumi Wadas mengandung sekitar 40 juta meter kubik batu andesit. Lebih jauh, berdasarkan hasil kajian pula, material batu andesit dari Desa Wadas dinilai sangat cocok untuk konstruksi bendungan tersebut.

Baca juga: Konflik Desa Wadas: Tanah Ditambang, Kiamat Datang?

Penambangan batu andesit di Desa Wadas juga memperhitungkan aspek praktis dan ekonomis. Ganjar Pranowo menambahkan, jarak antara Bendungan Bener dengan lokasi penambangan batu andesit relatif lebih dekat. Hal itu membuat wilayah Wadas menjadi tempat yang paling memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan material pembangunan Bendungan Bener.

“Dari semua perhitungan teknis, itu kemudian ditentukan Wadas,” ujarnya, Kamis (17/2/2022), sebagaimana dikabarkan Bisnis.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya