Jateng
Sabtu, 20 April 2019 - 14:50 WIB

Garam Impor Membanjiri Pasar, Produsen Garam Jepara Menjerit

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarangpos.com, JEPARA — Kebijakan pemerintah mengimpor kebutuhan pokok masyarakat kembali membuat warga menjerit. Masuknya garam impor ke pasaran membuat produsen garam konsumsi di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah kehilangan pasar.

Meskipun harga jual garam impor lebih mahal, namun harga garam konsumsi lokal tetap dihargai lebih rendah oleh konsumen. “Biasanya, ketika garam impor dijual dengan harga mahal, harga jual garam lokal juga mengikuti. Kenyataanya, justru harga garam lokal turun,” keluh Suhadam, produsen garam konsumsi asal Kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Kamis (18/4/2019).

Advertisement

Padahal, kata dia,  bulan-bulan seperti sekarang merupakan momen mendapatkan keuntungan yang lebih besar karena petani garam belum memulai produksi. Kenyataannya, lanjut dia, harga jual garam di tingkat petani lokal justru turun menjadi Rp800-an untuk setiap kilogramnya, sedangkan garam yang siap angkut harganya mencapai Rp1.000/kg.

Harga jual tersebut dianggap lebih rendah dibandingkan musim panen garam sebelumnya bisa di atas Rp1.000/kg. Harga jual garam impor untuk saat ini masih tinggi karena mencapai Rp2.800/kg sehingga terpaut jauh dengan harga jual garam lokal.

Kondisi tersebut, akhirnya berdampak pada harga jual garam konsumsi di pasaran juga ikut turun. “Jika sebelumnya garam halus untuk kemasan 100 gram bisa dijual dengan harga Rp4.200, kini turun menjadi Rp2.500,” ujarnya.

Advertisement

Ia mengaku mengalami kerugian karena bahan baku garam yang dimiliki merupakan stok lama saat harga jual garam di pasaran masih berkisar Rp1.400/kg. Meskipun pada bulan Juni dan Juli mulai ada produksi garam, dia mengaku tidak berani menyimpan stok garam dalam jangka waktu lama, sehingga harus segera dihabiskan karena khawatir harganya justru turun lagi.

Pengelola UD Garamg Kerang Eko mengakui harga bahan baku untuk membuat garam konsumsi memang murah, namun permintaan garam di pasaran justru cenderung lesu, yang dimungkinkan terlalu banyaknya stok garam konsumsi di pasaran.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif