SOLOPOS.COM - Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit (P2P) DKK Semarang, Nur Dian Rakhmawati, saat menjelaskan terkait persebaran kasus DBD di wilayahnya, Kamis (1/9/2022). (Solopos.com-Adhik Kurniawan)

Solopos.com, SEMARANG — Sebanyak 28 orang di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) meninggal dunia akibat demam berdarah dengue (DBD) sejak Januari hingga Agustus 2022. Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang pun mengimbau masyarakat untuk kembali menggiatkan kebersihan, terutama pemeriksaan jentik-jentik nyamuk di lingkungannya.

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) DKK Semarang, Nur Dian Rakhmawati, mengatakan selama periode Januari hingga Agustus 2022 tercatat sudah sekitar 644 orang di Semarang yang terserang DBD. Dari ratusan kasus itu, sekitar 28 di antaranya mengalami kematian.

Promosi BRI Group Berangkatkan 12.173 Orang Mudik Asyik Bersama BUMN 2024

Sementara itu, dari 16 kecamatan yang ada di Kota Semarang, kasus DBD tertinggi ada di Kecamatan Tembalang, yakni dengan 91 kasus. Sedangkan di kecamatan lain, kasus yang ditemukan rata-rata hampir merata.

“Tertinggi Tembalang dengan 91 kasus, kemudian Banyumanik 78 kasus, Ngaliyan 76 kasus, Semarang Barat 56 kasus, Pedurungan 57 kasus, dan Semarang Utara 56 kasus. Untuk rata-rata temuan per pekan ada sekitar belasan. Tapi, saat ini sudah mulai melandai, terakhir sembilan kasus,” jelas Dian saat dijumpai wartawan di kantornya, Kamis (1/9/2022).

Dian mengatakan mayoritas warga yang meninggal gara-gara DBD adalah anak-anak. Oleh karenanya, ia pun mengimbau kepada orang tua untuk memperhatikan anak jika mengalami demam.

Baca juga: Efektif Turunkan Kasus DBD di Jogja, Apa Itu Nyamuk Wolbachia?

“Rata-rata [kasus meninggal] adalah anak-anak, dewasa satu. Kebanyakan mereka terlambat ditangani, mungkin panas terus turun, sehingga orang tua mengira tidak berbahaya. Tahu-tahu anaknya lemas dan kita kesulitan mengejar trombositnya,” jelas Dian.

Dian pun memaparkan, batasan trombosit aman yakni di angka 120. Kurang dari angka itu, masyarakat harus waspada.

“Di bawah 100 [trombosit] harus waspada. Sebenarnya di bawah 120 saja kita harus waspada. Kemudian panas, mual, mutah, sudah bahaya sekali kalau seperti itu. Terus pemeriksaat hematogrit itu, pemeriksaan kekentalan darah, kalau sudah di atas 40, sudah waspada itu, berati darahnya kental,” terang Kabid P2P DKK Semarang itu.

Baca juga: Mengapa Anak Rentan Terinfeksi Dengue? Ini Penjelasannya

Dian pun meminta masyarakat untuk lebih waspada terhadap penyakit demam berdarah. Kewaspadaan perlu ditingkatkan dengan menjaga kebersihan lingkungan dan pemeriksaan genangan air di sekitar tempat tinggal.

“Selain genangan air, kebersihan lingkungan dan sanitasi itu penting. Itu untuk mencegah timbulnya banyak nyamuk, termasuk DBD,” jelasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya