Jateng
Selasa, 3 Agustus 2021 - 08:17 WIB

Gegara 1 Huruf Hilang, Pasar Gotong Royong Tuai Komentar

Yesaya Wisnu  /  Alvari Kunto Prabowo  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ungahan foto Pasar Gotong Royong yang menjadi menuai komentar netizen (Instagram/@jelajah.magelang)

Solopos.com, MAGELANG — Pasar Gotong Royong merupakan salah satu pasar tradisional di Kota Magelang yang menjual berbagai produk kebutuhan pokok dan sembako, seperti beras, tepung terigu, garam, gula, sayur mayur, bawang, cabai, ikan, ayam dan lainnya.

Pasar ini banyak dikunjungi masyarakat Kota Magelang karena harganya cenderung lebih murah, sebagaimana fungsi pasar pada umumnya. Di pasar ini, pembeli dan penjual bisa saling tawar menawar harga sampai mendapat kesepakatan harga yang menguntungkan bagi kedua belah pihak.

Advertisement

Namun dalam unggahan foto di laman Instagram @jelajah.magelang, Selasa (3/8/2021), foto yang menunjukan Pasar Gotong Royong itu menjadi perhatian para netizen dikarenakan huruf pada tugu nama pasar tersebut ada yang hilang sehingga mengubah makna kata tersebut. Huruf yang hilang itu adalah huruf ‘G’ pada kata ‘Gotong’ sehingga dibaca menjadi ‘otong’ yang memiliki makna tabu.

Baca Juga : Mbah Mad, Sosok Rohaniwan Karismatik Para Politisi Indonesia

Advertisement

Baca Juga : Mbah Mad, Sosok Rohaniwan Karismatik Para Politisi Indonesia

Tulisan pemilik akun juga menggiring pikiran netizen terkait huruf yang hilang pada nama pasar tersebut. “Budal neng pasar lur.. eh tp.koyo ono sing aneh” (Berangkat ke pasar saudara-saudara, eh tapi ada yang aneh)

Karena tulisan pada kolom keterangan ditulis oleh admin pemilik akun demikian, sehingga akhinya menarik perhatian netizen untuk berkomentar. Saat berita ini ditulis, foto ini sudah diunggah selama 4 jam pada haru Senin (2/8/2021) dan berhasisl menuai komentar

Advertisement

Baca Juga : Nakes Magelang Terima Bantuan 1,05 Ton Telur

“buahaha ilang ‘G’ ne bedo maknane” (buahahaha hilang ‘G’ nya jadi beda makna kata), tulis @deniasussanto

Kemudian ada akun dari @yusuf_arb yang menulis “Si otong mau kemana?”

Advertisement

Lalu ada dari @fitri_azzuhry yang menulis “Dino senin ben ora sepaneng haha” (hari senin, biar tidak tegang)

Berdasarkan penelusuran Solopos.com ke berbagai sumber, ‘Otong’ sebenarnya adalah panggilan untuk anak laki-laki dalam masyarakat Sunda, sama seperti dalam masyarakat Jawa yang memanggil nama anak laki-laki dengan sebutan ‘tole’.

Panggilan ini memang memiliki keterkaitan dengan alat kelamin pada pria sehingga terdengar cukup tabu jika disebutkan. Maka dari itu, tidak heran jika unggahan foto pada laman Instagram tersebut langsung menuai komentar netizen, meskipun gambar yang diunggah adalah sebuah pasar tradisional di Kota Magelang.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif