SOLOPOS.COM - Puluhan pelajar saat melakukan sungkem karena melakukan perang sarung di Mapolres Salatiga, Rabu (29/3/2023). (Solopos.com-Hawin Alaina)

Solopos.com, SALATIGA — Sebanyak 25 pelajar yang terlibat perang sarung melakukan sungkem secara serentak kepada orang tua masing-masing di Mapolres Salatiga, Rabu (29/3/2023). Sungkem itu dilakukan sebagai bentuk permintaan maaf pada remaja itu atas perbuatan menggelar tindak anarkistis berupa perang sarung yang menyebabkan orang tua malu.

Aksi para remaja ini memang meresahkan. Mereka menggelar perang sarung di jalan raya yang berisiko menyebabkan terjadinya kecelakaan.

Promosi Desa BRILiaN 2024 Resmi Diluncurkan, Yuk Cek Syarat dan Ketentuannya

Demi memberikan efek jera kepada pelajar yang kerap melakukan perang sarung, Sat Binmas Polres Salatiga memanggul orang tua dan guru.

Para pelaku pun kemudian diminta meminta maaf kepada guru maupun orang tua sambil disaksikan banyak orang. Pemandangan kocak pun terlihat dari para remaja pelaku perang sarung itu.

Alih-alih kelihatan sangar, para remaja ini memperlihatkan wajah memelas dan menangis. Terlebih, saat diminta untuk melakukan sungkem dan meminta maaf kepada orang tua maupun guru.

Kasat Binmas Polres Salatiga, AKP Ririh Widiastuti, mengatakan perang sarung merupakan aksi yaang membahayakan tidak hanya bagi pelaku, tapi juga orang di sekitarnya. Oleh karenanya, ia pun meminta siswa yang terlibat perang sarung untuk tidak lagi melakukan dan meminta maaf kepada orang tua maupun guru.

“Minta maaf kepada orang tua, terutama ibu yang telah mengandung kalian dengan susah payah, melahirkan kalian dengan taruhan nyawa. Tolong bila akan melangkah pikirkan terlebih dulu akibatnya, jangan terpengaruh oleh teman lainnya, kasihan orang tua kalian yang telah merawat, membiayai sampai saat ini tidak sedikit, orang tua berjuang untuk anak. Sekali lagi setelah ini tolong kalian minta maaf kepada orang tua serta sembah sungkem,” kata AKP Ririh Widiastuti yang diikuti suara tangis penyesalan siswa.

Ririh juga berpesan kepada orang tua siswa agar memperhatikan anak-anaknya. Setiap hari sekitar pukul 22.00 WIB sudah harus berada di rumah.

“Berikan pembelajaran tentang keimanan sesuai agamanya. anggaplah anak sebagai teman/sahabat sehingga dalam proses mencari jati dirinya tidak di jalan yang salah. Sebagai generasi penerus tolong kalian patuhi hukum yang berlaku baik tertulis dan tidak tertulis, [norma] yang mengikat dan berlaku di masyarakat,” jelas Kasat Binmas.

Salah seorang ibu dari pelajar, Nur, menyampaikan terima kasih kepada Polres Salatiga yang telah memberikan bimbingan kepadanya anaknya. “Kita sebagai orang tua sangat berterimakasih atas arahan dan bimbingan dari bapak, ibu polisi di Salatiga, sehingga anak kami menyadari kesalahan dan berjanji tidak akan mengulangi,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya