Solopos.com, CILACAP — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan terkait potensi terjadinya gempa megathrust dengan magnitudo 8,7 di pantai selatan Jawa Tengah (Jateng). Menurut Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, potensi gempa megathrust di pesisir selatan Jateng itu bukan sekadar ramalan atau prediksi.
“Kita ini di wilayah Indonesia yang rawan gempa, termasuk juga di Kabupaten Cilacap,” ujar Kepala BMKG seusai membuka kegiatan Sekolah Lapangan Gempa Bumi Kabupaten Cilacap Tahun 2022, Rabu (27/7/2022)
Promosi BRI Catat Setoran Tunai ATM Meningkat 24,5% Selama Libur Lebaran 2024
Dwikorita mengatakan Cilacap merupakan daerah yang berada di pantai selatan Jateng dan menghadap langsung zona tumbukan lempeng antara lempeng Samudra Hindia dan lempeng Eurasia. Tumbukan lempeng tersebut merupakan zona gempa megathrust yang skenario terburuknya apabila terjadi gempa di pusat tumbukan itu kekuatannya mencapai M 8,7.
“Ini bukan prediksi, bukan ramalan, belum tentu terjadi. Itu bukan hanya analisis pakar gempa bumi dan tsunami dengan memperhitungkan kemungkinan terburuk,” kata Dwikorita.
Menurut dia, kemungkinan terburuk itulah yang menjadi dasar acuan untuk melakukan mitigasi, yakni upaya untuk mengurangi atau mengendalikan risiko agar bila sewaktu-waktu terjadi gempa atau tsunami, masyarakat sudah siap. Dengan kesiapan yang ada, ketika terjadi gempa megathrust maka korban jiwa bisa dihindarkan.
Baca juga: Pantai Selatan Jawa Rawan Tsunami, Ini Kata BMKG
“Gempanya tidak bisa dicegah, tsunami tidak bisa dicegah, tetapi korban jiwanya yang dicegah. Inilah yang menjadi tujuan Sekolah Lapang Gempabumi dan Tsunami agar kalau sewaktu-waktu terjadi, insyaallah masyarakat semestinya sudah siap dan tidak terjadi korban jiwa,” katanya.
Terkait dengan hal itu, Dwikorita meminta kepada sukarelawan yang mengikuti kegiatan agar tidak menyimpan ilmunya untuk diri sendiri, tapi menyebarluaskan pengetahuan ke masyarakat. Selain itu, pihaknya juga memohon kepada setiap Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) khususnya BPBD Kabupaten Cilacap untuk lebih sering menggelar latihan atau gladi evakuasi
“Agar bila sewaktu-waktu terjadi, masyarakat sudah paham terhadap apa yang harus dilakukan sehingga tidak panik dan bisa melakukan evakuasi dengan cekatan dan terampil,” kata Dwikorita.
Baca juga: Ancaman Megathrust & Tusnami di Selatan Jatim, Jember Kudu Waspada
Sementara itu, Bupati Cilacap, Tatto Suwarto Pamuji, mengatakan gempa dan tsunami tidak ada yang bisa memprediksi. “Jadi, mau tidak mau, suka tidak suka, semuanya harus siap. Tapi siapnya bukan sekadar siap,” katanya.