Jateng
Kamis, 2 Februari 2023 - 15:13 WIB

Gempa Swarm Getarkan Dieng, BMKG: 14 Kali Sepanjang Januari

Ponco Wiyono  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panorama di kawasan Dataran Tinggi Dieng. (Freepik)

Solopos.com, BANJARNEGARA — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Banjarnegara mencatat setidaknya ada 14 kali rentetan gempa dengan kekuatan kecil atau gempa swarm yang menggetarkan Dataran Tinggi Dieng sepanjang Januari 2023. Meski berkekuatan magnitudo kecil, gempa swarm itu patut diwaspadai masyarakat sekitar.

Menurut Kepala Stasiun BMKG Geofisika Banjarnegara, Heri Susanto Wibowo, peningkatan frekuensi gempa bumi swarm telah memicu instruksi magma sehingga di area kawah Gunung Dieng turut mengalami lonjakan frekuensi gempa vulkanik.

Advertisement

“Jika dibandingkan kondisi tahun lalu, Januari 2023 ada kecenderungan gempanya meningkat. Jika kita mencermati data parameter gempa yang terjadi sejak tgl 9 Januari 2023 tampak bahwa berdasarkan sebaran temporal magnitudo gempa, maka fenomena tersebut dapat dikategorikan sebagai gempa swarm,” papar Heri, Kamis (2/2/2023).

Heri juga memaparkan, gempa swarm dicirikan dengan serangkaian aktivitas gempa bermagnitudo kecil dengan frekuensi kejadian yang sangat tinggi di suatu kawasan dan berlangsung dalam waktu relatif lama.

Gempa swarm juga berupa rentetan gempa tanpa kekuatan magnitudo gempa kuat sebagai gempa utama (mainshock).

Advertisement

“Gempa swarm biasanya terjadi di kawasan gunung aktif, termasuk peristiwa yang terjadi di Kecamatan Ambarawa pada 2021 lalu. Tentu butuh kajian lebih lanjut untuk membuat analisis yang semakin akurat soal gempa swarm,” ucapnya.

Meski terbilang ringan, gempa swarm disebut Heri harus disikapi secara sungguh-sungguh, terutama oleh warga yang tinggal di kawasan yang masuk dalam frekuensi gempa swarm ini. Heri menyatakan sampai sekarang belum ditemukan kerusakan pada bangunan rumah, sekolah maupun tempat ibadah di wilayah Dieng.

“Warga Dieng tetap harus memperhatikan konstruksi bangunan rumah. Jika struktur bangunan rumah kokoh dan kuat ada kemungkinan tahan terhadap guncangan gempa. Tapi jika sebaliknya struktur bangunannya buruk, gempa akan berpotensi menimbulkan kerusakan,” bebernya.

Advertisement

Demikian halnya potensi yang mengancam lainnya, Heri mengimbau kepada warga Dieng yang tinggal di lereng pegunungan terutama lereng perbukitan yang curam supaya meningkatkan kewaspadaan terhadap kemunculan gempa swarm yang juga bisa mengakibatkan longsor.

“Harap hati-hati. Karena gempa magnitudo kecil yang sering terjadi pun bisa meruntuhkan bangunan dan membuat lereng pegunungan menjadi longsor,” Heri menyarankan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif