SOLOPOS.COM - Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Gibran Rakabuming Raka, dan Anya Geraldine di salah satu wedangan Kota Solo, Selasa (1/9/2020). (Istimewa)

Solopos.com, SEMARANG – Pengamat politik dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Teguh Yuwono, menilai keputusan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, maju mendampingi Prabowo Subianto sebagai calon wakil presiden (cawapres) akan mempengaruhi peta politik di Jawa Tengah (Jateng), yang selama ini dikenal sebagai kandang banteng atau lumbung suara Partai Demokrasi Indonesia (PDIP) Perjuangan.

Pasangan Prabowo-Gibran pun berpotensi mengganggu dominasi suara atau elektabilitas Ganjar Pranowo-Mahmud Md, yang diusung PDIP sebagai capres dan cawapres pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Promosi Kecerdasan Buatan Jadi Strategi BRI Humanisasi Layanan Perbankan Digital

Berdasarkan hasil survei Indikator, elektabilitas Ganjar memang masih dominan jika dibandingkan dua kandidat lainnya, Prabowo dan Anies Baswedan, di wilayah Jateng dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) hingga awal Oktober 2023. Elektabilitas Ganjar masih unggul jauh dengaan capaian 64%, disusul Prabowo dengan 26,3 persen dan Anies dengan 7,5 persen.

Meski demikian, menurut Teguh, peta kekuatan itu berpotensi berubah. Hal ini menyusul bergabungnya Gibran dengan kubu Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mengusung dirinya berpasangan dengan Prabowo sebagai cawapres.

”Survei [Indikator] itu kan dilakukan sebelum Gibran bergabung dengan [kubu] Prabowo. Tentunya, dengan gabungnya Gibran, elektabilitas Prabowo atau Partai Gerindra di Jateng kemunginan bisa naik. Bisa melebihi 20 persen,” ujar Teguh saat dihubungi Solopos.com, Senin (23/10/2023).

Teguh menilai selama ini Gibran juga dikenal sebagai sosok yang kuat di Jateng. Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu juga merupakan kader PDIP, sehingga memiliki basis pendukung yang kuat dari partai berlambang kepala banteng.

“Nah, pertanyaannya seberapa mampukah Gibran mengambil momen ini? Seberapa kuat relawan pendukungnya bisa menggerus suara PDIP yang sudah cukup mengakar di Jateng, yang selama ini dikenal sebagai kandang banteng bersama Bali,” ujar Teguh.

Milenial

Teguh pun menilai Gibran bisa menggerus suara PDIP dari sejumlah segmen, salah satunya adalah dari kalangan generasi muda atau milenial. Apalagi, selama ini Gibran dikenal sebagai sosok dan figur yang menjadi representasi anak muda atau kalangan milenial.

Kendati demikian, hal ini tidaklah mudah mengingat Jateng selama ini merupakan lumbung suara PDIP. Dibutuhkan kerja keras dari seluruh pendukung Prabowo-Gibran, bukan hanya relawan Gibran tapi juga partai pendukungnya atau KIM.

”Pertanyannya, berapa persen suara PDIP yang bisa diambil duet Prabowo-Gibran? Tentunya ini bukan hal yang mudah. Butuh kerja keras, tidak hanya satu-dua hari. Butuh keseriusan jangka panjang,” tegas Teguh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya