Jateng
Jumat, 23 Desember 2022 - 10:05 WIB

Gua Maria Kerep Ambarawa, Salah Satu Pendahulu Gua Maria di Indonesia

Newswire  /  Ahmad Mufid Aryono  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gua Maria Kerep Ambarawa. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO–Gua Maria Kerep Ambarawa merupakan salah satu pendahulu munculnya sejumlah gua Maria di Indonesia.

Sebelumnya, ada dua gua Maria pendahulu di Indonesia, yakni Gua Maria Sendangsono di Kabupaten Kulonprogo dan Gua Maria Sriningsih di Kabupaten Klaten.

Advertisement

Gua Maria Kerep Ambarawa yang didirikan pada 1954 ini lahir dengan sejarah yang sangat sederhana dan juga tidak berdasarkan suatu penampakan.

Dikutip Solopos.com dari laman resmi guamariakerepambarawa.org, Jumat (23/12/2022), munculnya Gua Maria Kerep Ambarawa tidak lepas dari seorang berkewarganegaraan Belanda dan bertugas sebagai pengelola perkebunan di sekitar Ambarawa yang telah mempersembahkan tanah dan rumahnya kepada gereja.

Oleh gereja tanah dan rumah ini diberikan kepada Kongregasi Bruder Para Rasul atau Bruder Apostolik. Kongregasi ini didirikan oleh Mgr Albertus Soegijapranata dan beranggotakan orang-orang pribumi serta berstatus sebagai kongregasi keuskupan.

Advertisement

Baca Juga: Antisipasi Bom, Anjing Pelacak Dikerahkan Polres Karanganyar Sisir Gereja

Di tanah biara inilah Gua Maria Kerep Ambarawa didirikan. Pembangunan GMKA juga terkait erat dengan surat gembala Sri Paus pada 1954. Surat gembala itu berisi tentang penetapan tahun itu sebagai Tahun Maria dalam rangka pengenangan 100 tahun usia dogma Maria Terkandung Tanpa Noda.

Surat Gembala tersebut mengimbau agar semua paroki menyelenggarakan peringatan sebagai penghormatan kepada Bunda Maria. Mantan Direktur Kongregasi Bruder Apostolik, Romo J Reijnders yang saat itu menjadi pastor Paroki Santo Yusuf Ambarawa kemudian mengimbau umat untuk menyelenggarakan perayaan penghormatan kepada Bunda Maria.

Dan ketika seorang pastor, yakni Romo Bernardinus Soemarno SJ bertandang ke pasturan, Romo Reijnders sempat sharing tentang kegiatan dalam rangka perayaan pesta Maria ini. Oleh Romo Bernardinus Soemarno SJ lalu disarankan agar dibuat sebuah gua sebagai tempat devosi kepada Bunda Maria.

Advertisement

Ide Romo Bernardinus Soemarno SJ ini kemudian segera direalisasi pada tahun itu juga, yakni 1954. Siswa sekolah guru yang tinggal di Asrama Bruderan dan Susteran Ambarawa dikerahkan untuk mengumpulkan batu dari sungai Panjang dan dikumpulkan di kebun Bruderan Apostolik Kerep.

Baca Juga: Mengapa Pusat Katolik di Vatikan, Berikut Penjelasannya

Menurut RM Reijnders, Bruder FX Woerjoatmodjo SJ yang waktu itu menjadi kepala asrama dan tinggal di Pastoran Ambarawa ikut memimpin anak-anak.

“Dia sangat aktif dan sangat disenangi anak-anak,” tutur Romo Reijnders.

Advertisement

Theodorus Darmosuparto, mantan siswa SGB Putra, menceritakan asal mula dibangunnya Gua Maria Kerep Ambarawa.

Semula para bruder Apostolik punya kebiasaan melakukan ziarah ke Sendang Sriningsih, Klaten, pada setiap Mei dan Oktober.

Pada Mei 1954 para bruder mendapat kejutan dari Romo Koersen SJ.

Baca Juga: Unik, Remaja Katolik Sragen Bikin Pohon Natal dari Botol Bekas

Advertisement

Direktur para Bruder Apostolik itu berkata mulai saat itu para Bruder tidak usah pergi jauh untuk berziarah.

“Di dekat sini ada tempat berziarah. Besok Minggu akan datang seorang romo yang akan menunjukkan tempatnya,” kata dia.

Pada Minggu pagi Romo Koersen SJ datang ke Bruderan Kerep bersama Romo Kester SJ, Sekretaris Keuskupan Agung Semarang.

Kedua romo itu dengan diantar para bruder berjalan-jalan di kebun Bruderan. Romo Kester tiba-tiba berhenti di suatu tempat.

Para Bruder tetap diam. Sambil menunjuk ke suatu tempat Romo Kester berkata agar dibangun Gua Maria Ambarawa. Para Bruder tetap diam. Tetapi Br Berchmans, pimpinan para Bruder segera mengambil sebilah bambu dan dibentuk menjadi sebuah salib. Salib tersebut kemudian ditancapkan di tempat yang baru saja ditunjuk Romo Kester.

Baca Juga: Unik! Pohon Natal Berbahan Potongan Bambu di Kapel St Bunder Jatinom Klaten

Advertisement

Gua Maria Kerep Ambarawa dibangun selama lebih kurang satu tahun. Selama pembuatan melibatkan banyak murid asrama Sekolah Guru Kolese Santo Yusuf dan Sekolah Guru Putri Santa Maria Ambarawa, anak-anak asrama Bruderan dan Susteran.

Menurut Garim, alumnus SGB Putra Ambarawa menjelaskan pada November 1953 seluruh siswa SGB diundang untuk bergotong royong sukarela mengambil batu kali.

Mereka dikerahkan oleh guru untuk bergotong royong sukarela secara estafet menaikkan batu kali dari sungai Panjang yang ada di sebelah Timur kompleks GMKA. Jurang tersebut berkedalaman sekitar 75 meter.

Gotong royong ini dilakukan lebih dari 6 bulan (Januari-Juni) dengan melibatkan 300 siswa. Selain itu mereka juga dibantu oleh kelompok umat Katolik, seperti Kaum Muda Katolik, Wanita Katolik, murid-murid SD Santo Yusuf Ambarawa.

Setelah terkumpul beberapa kubik batu kali, barulah dimulai pembangunan Gua Maria Kerep Ambarawa.

Baca Juga: Tenang! Perayaan Natal di Gereja Solo Dijaga 1.018 Petugas Keamanan Gabungan

Gua Maria Kerep Ambarawa berbentuk gua buatan dengan memakai tumpukan batu kali yang terikat dengan semen, pasir dan kapur.

Gua ini menghadap ke Timur dan dinaungi oleh pepohonan yang tinggi dan rindang. Di salah satu guanya terdapat patung Bunda Maria bergaya Lourdes tanpa mahkota.

Pembangunan awal selesai pada 25 Juli 1954. Pada Minggu 15 Agustus 1954 Gua Maria Kerep Ambarawa diberkati dan diresmikan Uskup Agung Semarang Mgr A Soegijapranata SJ. Patung Bunda Maria diberkati dengan air suci dari Lourdes.

Gua Maria Kerep Ambarawa sejak semula diusahakan agar bisa meniru kesakralan Gua Maria di Lourdes, hal ini tampak pada kemiripan patung Perawan Maria di Lourdes.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif