SOLOPOS.COM - Mulyadi saat menunjukkan kolam lele miliknya di Muncar, Susukan, Semarang, Rabu (22/2/2023). Air limbah kolam itu dimanfaatkan untuk pupuk cair pohon durian. (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, SEMARANG — Budi daya tanaman durian cukup menjanjikan untuk kalangan pekebun. Harga jualnya yang tinggi membuat banyak orang tertarik membudidayakan tanaman ini.

Salah satu pembudi daya tanaman durian, yakni Mulyadi, warga Dusun Dukuhsari, Desa Muncar, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang. Ia sudah dua tahun terakhir ini beralih budi daya durian.

Promosi Keren! BRI Jadi Satu-Satunya Merek Indonesia di Daftar Brand Finance Global 500

“Dulunya saya tanam pohon sengon. Kan nunggunya itu 4-5 tahun. Habis itu ditebang habis. Kalau durian ini bisa panen terus [setelah empat tahun tidak habis],” ungkapnya kepada Solopos.com, Rabu (22/2/2023).

Menurutnya ongkos paling banyak saat menanam durian, yakni kebutuhan pupuk diawal tanam. Dari bibit sampai berbuah, membutuhkan dana minimal Rp2 juta.

Namun untuk mengakali biaya yang sangat tinggi untuk pupuk itu, Mulyadi berinovasi menggunakan pupuk cari dari air limbah kolam lele. Saat ini, Mulyadi memiliki 40 tanaman durian.

“Pemenuhan pupuk, saya gunakan dari air lele [air limbah di kolem lele]. Langsung saya siram ke tanaman durian,” ungkapnya.

Dibandingkan pupuk yang lain, air bekas dari kolam lele itu lebih bagus. Kebunnya juga dilengkapi dengan pipa yang mengalirkan air secara otomatis untuk menyirami tanaman durian.

“Ini dua tahun saja sudah ada yang buah. Padahal tanaman durian milik warga lain belum berbuah dan pohonnya lebih kecil,” terang dia.

Selain tanaman durian, Mulyadi juga menanam tanaman lain. Hal itu seperti kacang tanah, jahe, dan lain-lain. Secara keseluruhan, kebutuhan pupuk berasal dari air bekas dari kolam lele seluas 60 meter persegi miliknya.

“Pakai air dari lele ini hasilnya bagus. Tanaman lebih cepat besar dan buahnya juga banyak. Terus tidak mengeluarkan uang untuk pupuk,” jelasnya.

Mulyadi mengaku pernah panen jahe seberat satu ton dengan lahan 1.200 meter persegi. Hasil itu diperoleh hanya dengan mengandalkan pupuk dari limbah air kolam lele.

“Yang jelas airnya itu bisa digunakan untuk pupuk. Lelenya juga bisa dipanen. Walaupun secara hasil tidak untung banyak. Tapi memang tujuan budi daya lele ini untuk memperoleh pupuk cair,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya